Ada yang terhimpun dalam semesta hatiku langit malam dan bintang-bintang biru. Kenangan kenangan berjejal dalam lingkup kalbu bagai debu-debu kosmik bertebaran di kamar hingga menempel di sela sela tumpukan buku.
Aku ingin merangkai puisi dari cahaya bulan, aku ingin mencipta lagu dari kehangatan angin malam, aku ingin berdialog dengan bintang-bintang tentang jalan yang pernah menuntun para ilmuwan ke planet masa depan.
Namun aku terlalu naif untuk semua itu, radar di otakku tak mampu menembus gelombang elektromagnetik, aku terlalu memikirkan kegalauan malaikat ketika Adam pertama kali tercipta. Atau aku terlalu percaya pada teori Darwin tentang asal usul manusia.
Lalu aku memutuskan untuk diam saja menunggu komet jatuh dengan ekor serigala dan sementara di sana roket meluncur membawa monyet ke luar angkasa. Aku masih di sini tanpa menulis sajak, tanpa mencipta lagu. Nyatanya aku terlalu sibuk dengan rencana-rencana hingga waktu membunuhku tanpa bersuara.
Handy Pranowo
Srengseng 270219