Bicaramu kian buas mencederai siapa saja. Hingga orang-orang berlarian sembunyi ke dalam rumah, mengunci pintu, menutup daun telinga.Â
Si tukang fitnah si tukang fitnah di mimbar ia sering bicara, ludahnya bagai lahar menghanguskan, lidahnya bercabang dua, mulutnya moncong serigala.
Si tukang fitnah mulutnya berbisa, ia tak senang dengan kebaikan, ia tak perduli tak juga toleran. Si tukang fitnah mulutnya racun, racun pembunuh kehidupan.
Si tukang fitnah pemutar balik fakta, mencari celah mencari kesalahan. Darahnya api tak dapat di padamkan, matanya telah buta tak mampu lagi melihat kenyataan.
Ia bangkit dari kegelapan, sombong dengan dada di busungkan, kata-katanya tak bisa di pegang, kata-katanya penuh umpatan. Ia bagai kawat berduri merintangi jalan kebenaran.
Handy Pranowo
20 June 2018