Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pejalan Kaki dan Trotoar

16 November 2017   14:59 Diperbarui: 16 November 2017   15:06 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku pejalan kaki, terperosok di trotoar, meregang di pinggir jalan

menapak kaki penuh muatan bimbang sebenarnya di manakah harus berjalan.

Kendaraan bising lalu lalang, menyerebot tanpa perduli melintas di tempat yang tak seharusnya, 

seenaknya bunyi klakson, teriak-teriak merasa paling berhak, merasa paling benar.

Berjalan di atas trotoar kota besar, ketimpangan sesak berhimpitan, para pedagang kaki lima koar-koar, menggelar dagang di trotoar, 

alasan untuk makan, alasan kehidupan, beribu alasan yang juga menumpuk di gedung dewan. 

Dan pejalan kaki terus mengalah, dan pejalan kaki hanya bagian persoalan yang nantinya harap di maklumkan 

maka berjalanlah aku di atas genangan sisa air hujan.

Pejalan kaki di atas trotoar cermin budaya yang hampir pudar tergerus kemacetan jalan, tergerus percepatan pembangunan, 

tergerus keinginan penguasa yang sok bicara keadilan.

Nyatanya pejalan kaki tetaplah lumpuh, di paksa mengalah turun dari trotoar, terserempet kemajuan jaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun