Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Balutan Kenangan

13 November 2017   23:00 Diperbarui: 13 November 2017   23:25 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kabut malam merendah di tengah pusara kerinduan hatiku nan gundah.

Aroma bunga kemuning di teras depan menetes menyebar wangi yang paling hening.

Di jalan teramat lengang, pintu-pintu rumah telah terkunci rapat. 

Tiba-tiba kau bangkit dari genangan air hujan yang tersimpan dalam pelupuk ingatan.

Aku di sini, aku di sini kawan dalam balutan kenangan yang paling dalam.

Tak ada banyak yang ku lakukan kecuali menulis sajak bagi diri yang perih kehilangan.

Dan kita sama-sama kehilangan, layaknya hidup yang terus berputar selalu saja ada yang berlalu, ada yang tertinggal.

Namun malam tak pernah jadi tua renta seperti diri kita, malam tetaplah malam yang muda tak binasa.

Masih inginkah kau bernyanyi bersamaku, lantang menggoyang batas cakrawala yang biru.

Dan aku ingin sekali meminjam paru-parumu yang dulu kuat menghisap asap candu.

Masih inginkah kau tertawa bersamaku, meledek musim yang kini tak konsisten dengan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun