Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Naik Pesawat Rasa Bus, Kami Mengaku Salah

6 Mei 2022   00:31 Diperbarui: 6 Mei 2022   00:36 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Casa C-212 di Lapangan Terbang Olilit - Saumlaki, pertengahan 2000an. (dok. Hanom Bashari) 

"Jangan lupa tetap duduk saat take-off dan landing".

Susunan kursi dalam pesawat kecil ini adalah dua kolom kursi berjajar, lalu diselingi lorong dan satu kolom kursi lagi. Semua tujuh baris. Salah satu dari kami segera mepet menumpang duduk di sebelah rekan kami yang duduk berdua.

Dua orang lagi dari kami celingukan, mau duduk di mana. Akhirnya kami yang tidak dapat tempat duduk, dengan sedikit malu dilihat oleh seluruh penumpang, duduk di atas beberapa kardus bagasi penumpang yang ada di sepanjang lorong.

Sebagian bagasi penumpang di pesawat kecil ini memang hanya ditaruh di bawah kursi penumpang atau diatur di sepanjang lorong. Ya, mirip-mirip angkot saja sebenarnya.

Akhirnya pesawat take-off dan lambat laun mulai terasa terbang mendatar. Setelah terasa stabil, kami bertiga yang tidak dapat tempat duduk kemudian mulai berdiri, berjalan hilir mudik, duduk lagi (kali ini benar-benar di lantai pesawat), sampai kami bosan.

Kami sudah tidak peduli orang melihat kami, mereka pun tampaknya tidak peduli lagi kepada kami. Sial, kami berdiri di lorong antar tempat duduk, berpegangan ke tempat bagasi penumpang, benar-benar seperti penumpang KRL jabodetabek atau bis yang tidak dapat tempat duduk. Tapi ini di pesawat udara. Sayangnya tidak ada yang mengabadikan momen kami tersebut saat itu dengan foto.

Di pesawat kecil Merpati yang beroperasi di area Kepulauan Tanimbar dan sekitarnya ini, memang tidak pernah didampingi pramugari saat terbang. Jadi tidak akan ada yang mengatur dan menegur kami.

Lagi pula semua penumpang juga sudah melihat bahwa sang pilot berbicara khusus kepada kami tadi. Jadi siapa juga yang akan menegur dan melarang kami duduk-duduk santai di sepanjang lorong. Tidak sampai juga setengah jam, pikir kami.

Alhamdulillah kami semua akhirnya mendarat dengan aman di lapangan udara Olilit, di Saumlaki. Terlebih kami berlima. Ibarat roller-coaster. Jadi -- tidak jadi -- jadi -- tidak jadi dan akhirnya jadi juga terbang dan tiba dengan selamat serta cepat sampai tujuan.

Cerita ini menjadi bahan obrolan kami berhari-hari, bahkan bertahun-tahun setelahnya. Setiap ada kecelakaan pesawat di Indonesia dan dikatakan kemungkinan penyebabnya adalah kelebihan muatan, kami selalu merasa bersalah mengingat kejadian kami ini.

Kami selalu bersyukur kepada Tuhan, lancar dan selamat sampai tujuan saat itu. Bayangkan kalau terjadi kecelakaan misalnya, jelas kami ada andil salah saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun