"Bagaimana mereka bawa tiang listrik dan kabel-kabel ini semua," tanya saya ke Ardin, kawan saya dari Tulabolo yang kadang-kadang merangkap ngojek motor juga.
"Dibawa pakai ojek semua Pak," tegasnya.
"Bagaimana bisa?"
"Ya dibawa sama-sama. Satu tiang listrik diangkut oleh beberapa ojek sekaligus. Kabel-kabel juga begitu," terang Ardin. Waww.
--- Â
Beberapa hari lalu, di akhir September yang ceria, kami tiba di Pinogu dengan berjalan kaki. Tentu tidak sehari langsung sampai seperti orang-orang Pinogu asli yang kuat-kuat berjalan.
Kami berjalan sejak dari Tulabolo. Melewati tepi-tepi punggungan bukit. Mensusuri hutan-hutan sunyi nas mistis. Menyeberangi sungai-sungai yang bersih dan tampak ajaib untuk disaksikan.
Baca juga: Menyusuri Sungai Bone di Gorontalo dan Hancurnya Rakit Bambu Kami
Setelah tiba di Pinogu, kami pun masih berjalan lagi seharian untuk melihat lokasi saltlick-nya babirusa sulawesi [Babyrousa celebensis] yang unik, membuat video anoa dataran-rendah [Bubalus depressicornis] yang konon garang itu, dan akhirnya kembali ke Pinogu lagi.
Hari terakhir, kami berkumpul dengan beberapa warga Desa Bangio, salah satu desa di Pinogu. Memfasilitasi rapat kelompok masyarakat di desa untuk bekerjasama dengan pengelola kawasan TN Bogani Nani Wartabone. Inilah sebenarnya tujuan utama kami di Pinogu.