Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketinting, Kapal Layar, dan Kehidupan Desa Pesisir

2 September 2021   14:36 Diperbarui: 4 September 2021   11:48 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal layar nelayan (foto: Evaschlomberg dari https://pixabay.com)  

"Tinggal tanya saja ke salah satu orang desa", timpal saya.

"Tidak perlu" katanya, "bahkan katong su tahu ketika masih di laut". Maksudnya adalah, ketika kapal kami belum merapat ke dermaga desa sekali pun, tanpa harus bertanya kepada siapa pun, kita sudah dapat memperkirakan posisi rumah kepala desa.

"Mmmmm, bagaimana?" akhirnya saya bertanya.

"Lihat saja itu" teman saya sambil menunjuk sesuatu ke arah permukiman desa. "Itu antena radio, pasti itu di rumah bapak kaya", maksudnya adalah antena radio SSB atau Single Side Band, yaitu alat komunikasi yang menggunakan frekuensi radio. Ternyata memang, setiap rumah kepala desa di Kepulauan Tanimbar ini, pada masa itu, akan dipasang antena SSB yang cukup menjulang, sehingga akan mudah dilihat dari arah laut.

Alat komunikasi SSB ini sangat efektif saat itu dalam bertukar informasi antar desa maupun dengan pihak kecamatan. Handphone saat itu memang sudah ada, namun hanya sebagian kecil area yang dapat terjangkau sinyalnya. Nah, posisi antena radio SSB inilah navigasi kita menuju rumah kepala desa.

Di setiap kantor kecamatan, pemerintah daerah juga saat itu menyediakan kendaraan dinas. Namun cukup unik. Kendaraan dinas Camat adalah speedboat fiber kecil (dapat muat sekitar 5-8 orang) dengan mesin motor tempel 40PK. Waw!

Ketika berada di desa yang kebetulan juga sebagai ibu kota kecamatan, biasanya kami "meminjam" speedboat camat ini untuk mobilisasi antar desa. Meminjam karena kendaraan ini memang tidak bisa disewakan, kan memang kendaraan dinas. 

Kami cukup membeli bahan bakar dan memberikan sedikit uang untuk operator speedboat yang membawa kami. Maka, jika kendaraan dinas ini sedang tidak dipakai oleh pihak kecamatan, kami dapat "meminjam" dengan cara demikian.

Suatu kali di Desa Wunlah ini, speedboat camat sedang tidak ditempat. Maka kami blusukan mencari sewaan perahu dan mesin ketinting untuk mengantar kami antar desa. 

Biasanya kami akan menyewa sekali jalan ke satu desa. Nanti kami kembali ke Desa Wunlah dengan cara yang sama, mencari sewaan perahu dan mesin ketinting di desa target kami.

Mesin ketinting adalah sebutan untuk mesin penggerak perahu yang sifatnya dapat lepas pasang seperti mesin tempel namun versi yang lebih merakyat. Mesin motor ini biasanya berukuran persegi sekitar [30x30x30] sentimeter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun