Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketinting, Kapal Layar, dan Kehidupan Desa Pesisir

2 September 2021   14:36 Diperbarui: 4 September 2021   11:48 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal layar nelayan (foto: Evaschlomberg dari https://pixabay.com)  

Perangkat ini biasanya diletakkan pada papan yang dipasang melintang bagian atas perahu di bagian agak belakang. Mesin akan terhubung dengan tuas sekitar dua meter yang ujungnya berupa baling-baling. 

Jadi ketika mesin telah menyala dan baling-baling berputar, tuas segera dimasukkan ke air laut di samping kanan atau kiri perahu, dan perahu akan berjalan.

Mesin ketinting, andalan masyarakat pesisir di banyak tempat di Indonesia sebagai mesin penggerak perahu nelayan. (@Hanom Bashari) 
Mesin ketinting, andalan masyarakat pesisir di banyak tempat di Indonesia sebagai mesin penggerak perahu nelayan. (@Hanom Bashari) 

Karena Wunlah merupakan desa yang cukup besar dengan aktivitas ekonomi yang lumayan menggeliat, tak susah bagi kami untuk mendapatkan perahu dan mesin ketinting-nya. Kami bertiga siang menjelang sore ini akan ke desa tetangga, sedikit ke arah selatan, hanya sekitar lima kilometer.

Perahu yang kami dapat adalah model kole-kole yaitu perahu tanpa cadik. Dengan lincah, pemuda operator perahu kami menggerakkan perahu membelah teluk kecil berair tenang. 

Air laut yang hijau toska menandakan perairan teluk ini cukup dangkal. Andaikan perahu ini bergerak cukup lambat, maka kita dapat sedikit menikmati karang-karang dengan warna warni indah yang terhampar manja.

Perahu tanpa cadik memang terkenal lebih gesit dalam bermanuver membelah gelombang, lebih cocok untuk bergerak cepat daripada lambat . Angin terasa sedikit kencang karena lajunya perahu kami. Singkatnya, kami lancar jaya sampai ke desa target.

Sesampainya di desa target (saya tidak ingin menyebut nama desa ini), kami pun seperti biasa langsung ketemu Kepala Desa dan segera menyelenggarakan pertemuan warga untuk penyampaian informasi mengenai pelestarian hutan dan satwa di Kepulauan Tanimbar ini. 

Informasi acara ini memang sudah disampaikan sebelumnya ke kepala desa, ya dengan sarana alat komunikasi radio SSB tadi. Acara pun memang sengaja diselenggarakan sore hari, agar tidak terlalu mengganggu kesibukan rutin warga desa.

Setelah kegiatan selesai, kami pun masih berada di rumah kepala desa. Berbincang sejenak tentang berbagai hal, dan akhirnya kami ungkapkan juga. "Bapak kaya, ada perahu dan ketinting yang bisa kami sewa untuk antar kami kembali ke Wunlah".

"Ooo, perahu tadi tidak menunggu?", balas kepala desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun