Mohon tunggu...
Zahra Ayu Hanadia
Zahra Ayu Hanadia Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Libur Lebaran, Teras Malioboro Jadi Magnet Wisatawan di Jogja

11 April 2025   15:10 Diperbarui: 11 April 2025   15:03 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sore hari di Malioboro, meskipun terguyur gerimis wisatawan tampak antusias dengan mengenakan jas hujan dan payung. (5/4/2025) Foto: Zahra Ayu

Yogyakarta -- Suasana Teras Malioboro 1 dan 2 dipenuhi oleh pengunjung selama masa libur Lebaran tahun ini. Ribuan wisatawan lokal maupun luar daerah memadati kawasan ikonik ini sejak pagi hingga malam hari. Berdasarkan pantauan langsung di lapangan pada Sabtu (5/4/2025), antusiasme masyarakat sangat tinggi. Bahkan saat hujan gerimis turun membasahi kawasan Malioboro, para wisatawan tetap terlihat antusias. Mereka mengenakan jas hujan dan membawa payung, berjalan menyusuri trotoar yang khas sambil sesekali berhenti untuk menikmati suasana. Cuaca yang kurang bersahabat tidak menyurutkan langkah mereka untuk menikmati momen liburan di pusat keramaian Yogyakarta tersebut.


Teras Malioboro kini tidak hanya dikenal sebagai pusat oleh-oleh dan produk khas Yogyakarta, melainkan telah menjelma menjadi ruang publik yang multifungsi. Selain berbelanja, pengunjung dapat bersantai, menikmati pertunjukan seni jalanan, hingga sekadar duduk-duduk sembari berbincang. Di area dalam bangunan, stan-stan milik pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berjajar rapi, menawarkan berbagai produk lokal seperti batik tulis, aksesori dari kerajinan tangan, kaus dengan desain unik, dan aneka makanan ringan serta kuliner tradisional khas Jogja.

Gedung Teras Malioboro dipenuhi wisatawan yang sedang berbelanja maupun sekedar jalan-jalan. (5/4/2025) Foto: Zahra Ayu
Gedung Teras Malioboro dipenuhi wisatawan yang sedang berbelanja maupun sekedar jalan-jalan. (5/4/2025) Foto: Zahra Ayu
Meskipun jumlah pengunjung membludak, suasana tetap tertib dan kondusif. Petugas keamanan yang berjaga di berbagai titik terlihat aktif mengatur pergerakan wisatawan agar tidak menimbulkan penumpukan yang berlebihan. Lantai atas maupun bawah sama-sama dipenuhi pengunjung. Banyak yang memanfaatkan fasilitas kursi dan ruang istirahat yang tersedia untuk melepas lelah setelah berjalan kaki mengelilingi kawasan Malioboro. Beberapa pengunjung juga tampak hilir mudik dari satu lantai ke lantai lainnya, rela mengantre untuk menggunakan tangga atau eskalator yang tersedia.

Suasana malam hari diarea jalanan Malioboro yang ramai kendaraan wisatawan. (5/4/2025) Foto: Zahra Ayu 
Suasana malam hari diarea jalanan Malioboro yang ramai kendaraan wisatawan. (5/4/2025) Foto: Zahra Ayu 
Saat malam hari, suasana Malioboro justru terasa semakin hidup. Lampu-lampu jalan menyala terang, menambah keindahan visual kawasan ini. Musik jalanan dari para pengamen turut menghiasi malam dengan alunan khas yang menghibur. Pedagang kaki lima berjajar di sepanjang trotoar, menjual berbagai makanan, minuman, dan cendera mata. Jalanan semakin padat, namun tetap ramai dan tertib. Suasana ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan malam di Jogja yang hangat dan penuh kehidupan.


Banyak pengunjung memanfaatkan momen liburan ini untuk mengabadikan kenangan. Berbagai sudut Malioboro menjadi latar favorit untuk berfoto, terutama kursi-kursi besi khas yang berada di bawah lampu jalan. Beberapa wisatawan tampak membawa kamera profesional, sementara lainnya cukup puas menggunakan kamera ponsel mereka. Aktivitas ini mencerminkan bahwa bagi banyak orang, berkunjung ke Yogyakarta bukan hanya soal destinasi, melainkan soal menciptakan kenangan yang melekat di hati.


Salah satu potret yang banyak diabadikan adalah seorang gadis yang tengah berpose di atas kursi Malioboro dengan latar belakang lampu jalan yang bersinar temaram. Momen-momen sederhana seperti ini memperkuat citra Malioboro sebagai ruang publik yang estetis dan penuh nilai emosional. Di balik kesederhanaannya, tersimpan cerita, harapan, dan memori dari para pengunjung yang datang dari berbagai latar belakang.

Seorang wisatawan yang sedang mengabadikan momen liburannya di bawah lampu jalan Malioboro. (5/4/2025) Foto: Zahra Ayu
Seorang wisatawan yang sedang mengabadikan momen liburannya di bawah lampu jalan Malioboro. (5/4/2025) Foto: Zahra Ayu
Tak hanya menjadi magnet wisata, lonjakan jumlah pengunjung saat libur Lebaran ini juga membawa berkah ekonomi bagi pelaku UMKM. Sejumlah pedagang mengaku omzet mereka meningkat dua hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. Produk-produk lokal seperti batik, aksesori, hingga makanan khas seperti bakpia dan geplak laris manis diburu wisatawan sebagai oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman.


Teras Malioboro memang tak pernah kehilangan daya tariknya. Sebagai salah satu ikon pariwisata Kota Yogyakarta, kawasan ini selalu menjadi destinasi utama yang wajib dikunjungi. Perpaduan antara nilai budaya, kenyamanan, keramahan warga, dan keberagaman produk lokal menjadikan Malioboro sebagai tempat yang bukan hanya untuk dilihat, tetapi juga untuk dirasakan dan dikenang. Lebaran tahun ini kembali menegaskan bahwa Jogja, dengan segala pesonanya, tetap istimewa di hati setiap orang yang pernah singgah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun