Mohon tunggu...
Hana Cahyaningtyas
Hana Cahyaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

43221010121 - Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - S1 Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan, Disiplin, dan Manajemen Waktu

25 September 2022   16:10 Diperbarui: 29 September 2022   13:04 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kedua teori itupun keluarlah banyak perdebatan apakah seseorang dengan jiwa kepemimpinan itu di lahirhan atau dibuat atau dengan kata lain dilatih sifat, karakteristik, dan juga pola pikirnya. Memang benar bahwa beberapa orang dilahirkan dengan bakat tertentu yang masuk kedalam katagori karakteristik sebagai seorang leader lebih dari yang lain. Namun, kepemimpinan adalah seperangkat keterampilan dan tidak semua orang memiliki bakat untuk itu semua. Rahasianya adalah bahwa hampir semua keterampilan ini dapat dipraktikkan dan dipelajari, tetapi prosesnya tidak terjadi dalam semalam, butuh waktu yang cukup lama untuk memplajari dan menguasai semua keterampilan tersebut. Jika dilihat kepemimpinan dalam banyak hal: rasa hormat, pengalaman, kekuatan emosional, keterampilan orang, visi, kemampuan untuk melihat momentum, dll. Itu banyak, bukan? Itu sebabnya kata "diciptakan" dalam pertanyaan ini juga bisa disalahpahami, karena prosesnya singkat.

 Kemampuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan seseorang memisahkan pemimpin dari pengikutnya. Seorang pemimpin yang sukses adalah orang yang mau belajar. Masalahnya adalah bahwa orang melebih-lebihkan pentingnya satu peristiwa dan meremehkan kekuatan suatu proses. Semua orang menginginkan perubahan yang segera.

Dan orang harus melalui setidaknya 5 tahap dalam pengembangan kepemimpinan:

1. Saya tidak tahu, saya tidak tahu. Selama seseorang tidak tahu bahwa dia tidak tahu, dia tidak berkembang.

2. Aku tidak tahu aku harus tahu. Menyadari bahwa Anda tidak tahu adalah langkah besar menuju pengetahuan. ~ Benyamin Disraeli.

3. Saya tahu apa yang tidak saya ketahui. Langkah selanjutnya, perencanaan strategis pembelajaran, harus melalui langkah ini.

4. Saya tahu, tumbuh dan mendapatkan hasil. Ketika Anda mengenali kesenjangan keterampilan Anda dan memulai disiplin pertumbuhan pribadi setiap hari, hal-hal menarik terjadi.

5. Saya melakukan apa yang saya tahu. Tahap keempat saja membuat seorang pria menjadi pemimpin yang efektif. Tetapi ketika Anda sampai ke tahap ini, semuanya terjadi hampir secara otomatis. Inti yang pasti adalah: tidak ada pemimpin instan.

Sehingga dari perdebatan kedua teori tersebut muncul lah teori Ekologis dimana Menurut teori ini, "Pemimpin yang baik adalah orang yang dilahirkan dengan bakat kepemimpinan dan menyempurnakan bakatnya  melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memungkinkannya mengembangkan bakatnya".

 Inti dari teori ini adalah bahwa seorang pemimpin adalah kombinasi dari keturunan dan bakat, dan faktor  lingkungan seperti pendidikan dan pelatihan yang memungkinkan bakat tersebut dimanfaatkan dengan baik. Pelatihan ini dapat berupa pelatihan manajemen, yang sering dilakukan oleh berbagai lembaga pelatihan di berbagai kota di Indonesia, seperti GLC, sebuah forum pelatihan manajemen di Jakarta. Pelatihan kepemimpinan dapat berupa pelatihan, seperti pelatihan bisnis atau pelatihan untuk menggali dan mengembangkan kualitas kepemimpinan.

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun