Mohon tunggu...
Hamzah Zhafiri
Hamzah Zhafiri Mohon Tunggu... Kreator konten -

Suka menulis dan bercerita sebagai hobi. Terutama tema politik, bisnis, investasi, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Hoaks, Misinformasi dan Disinformasi

2 Februari 2019   18:40 Diperbarui: 2 Juli 2021   08:09 6557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Hoaks, Misinformasi dan Disinformasi | (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)

Contohnya begini.

Kini, anda mendengar kabar bahwa sepupu anda mencintai kebudayaan barat dan begitu membenci bangsa Indonesia. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang terbelakang dan tidak ada apa-apanya dengan bangsa barat. Kembali lagi anda datang ke sepupu anda untuk mengklarifikasi. Kembali pula sepupu anda membantah kabar tersebut.

Usut punya usut, ternyata sepupu anda itu kebetulan lagi diet, dan ia sedang berhenti makan nasi dan mulai makan kentang. Menurutnya, kentang lebih rendah kalori dan gula ketimbang nasi. Ia pun memberitahu pembantunya: "Mbok, nanti saya makan siang jangan kasih saya nasi ya, tolong bikinin kentang rebus saja buat pengganti nasi".

Pembantu sepupu anda pun mendengar hal itu dan bercerita pada ibu dari sepupu anda: "Eh bu, anaknya ibu udah gak suka makanan Indonesia lagi, senengnya makanan bule"

Ibu sepupu anda pun mendengar hal itu dan bergosip dengan ibu anda "Anakku sekarang tergila-gila dengan kebudayaan orang barat deh, suka makan kentang dan gak suka nasi".

Baca juga: Pentingnya Memerangi Hoax yang Menyesatkan

Akhirnya, ibu anda pun bergosip dengan anda: "Eh, sepupumu itu sekarang benci dengan budaya Indonesia, cintanya sama budaya barat".

Dari kabar mulut ke mulut inilah terjadi misinformasi, sebuah informasi yang tadinya bersumber dari kenyataan, tapi terpelintir dan menimbulkan persepsi yang tidak tepat.

Bayangkan jika hal seperti ini terjadi di level perbincangan masyarakat dan media sosial. Kabar hoax, baik disinformasi dan misinformasi, tersebar bebas dan liar di tengah-tengah pergumulan masyarakat yang terpolarisasi. Semua pihak pun rutin menyebarkan informasi tanpa mau mencaritahu lebih dulu asal-muasal kabar yang terpampang di hadapan mereka.

Hal inilah yang menjadi perhatian dan keprihatinan salah seorang tokoh politik, Bambang Soepijanto. Pria yang menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Dapil DIY ini berharap kita semua tidak terjebak menyebarkan kabar hoax. Hendaknya kita berkampanye menggunakan fakta dan data sebagai bukti argumentasi kita, dan bukan asumsi tidak jelas yang didapat dari informasi yang tidak jelas pula sumbernya.

Bambang Soepijanto serukan tolak hoax
Bambang Soepijanto serukan tolak hoax

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun