Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Viralnya Video Pendeta Gilbert dan Masa Depan Penyiaran Agama

17 April 2024   15:18 Diperbarui: 17 April 2024   15:22 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua MUI bersama Pendeta Gilbert (Hamim Thohari Majdi)

Viralnya unggahan video Youtube dengan judul "Ibadah Minggu" yang disampaikan oleh Pendeta Gilbert Lumoindong, menuai beragam tanggapan. Sebagian ada yang merasa ajaran agamanya dihina oleh isi video tersebut dan bahkan berniat untuk memproses secara hukum.

Sebagian lainnya justru menganggap biasa, sebagaimana pernyataan Fahrur Rozi ketua PBNU menyatakan bahwa yang disampaikan oleh pendeta Gilbert Lumindong tidaklah ada unsur penghinaan, bahkan Ustadz Adi Hidayat berterima kasih kepada Pendeta Gilbert yang telah memberi informasi tentang zakat dan sholat pada jamaahnya. 

Langkah Tepat Pendeta Gilbert

Menyadari khutbahnya menjadi viral dan menimbulkan keonaran, Pendeta Gilbert Lumoindong melakukan langkah taktis, agar situasinya tidak semakin memanas, dengan upaya menemui ketua Dewan Masjid Indonesia, Yusuf Kalla dan sekretariat Majlis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengkalirifikasi atas isi video dan menyampaikan permohonan maaf.

Upaya Pendeta Gilbert Lumoindong tersebut jangan dipandang sebagai upaya menyelamatkan diri, lebih dari itu ada niatan besar yaitu menjaga keutuhan dan persatuan antar agama, sehingga Pendeta Gilbert tidak melakukan pembelaan dengan narasi yang lebih panjang dan menyimpang. 


Penjelasan yang disampaikan oleh Pendeta Gilbert Lumoindong kepada ketua DMI dan MUI merupakan klarifikasi, dan inilah sebenarnya nti dari ajaran agama Islam, ketika ada ketidak jelasan informasi atau menemukan informasi yang terpenggal, perlu menanyakan dalam ajaran Islam disebut"tabayyun", mengklarifikasi. Qur'an Surat Al- Hujurat ayat 6 dengan tegas menyatakan

 "wahai orang yang beriman! jika seorang yang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu"

Bertepuk Kedua Tangan

Pendeta Gilbert Lumoindong mengayunkan langkahnya secara cepat untuk menemui orang-orang yang tepat, seperti bertepuk kedua tangan, akan menjadikan nyaring bunyinya, mendapat respon yang tepat.

Ketulusan dan kejujuran menjadi alas penting dalam laku pendeta Gilbert Lumoindong, sementara ketu MUI dan ketua DMI yang dikenal memiliki kelapangan hati dan kecerdasan emosional, dengan sungguh-sungguh menerapkan pesan hyang terkandung dalam surat al Hujurat ayat 6, terlebih dahulu medengar klarifikasi, kemudian memberi komentar atau pernyataan.

Dinginnya suasana pertemuan, menandakan bahwa kalrifikasi menjadikan terbukanya hambatan komunikasi dan buntunya aliran informasi dari sumber yang benar. 

Kebiasaan melakukan konfirmasi dan kelapang dadaan inilah yang harus dipelihara oleh penyiar agama (tokoh agama), agar tidak menimbulkan kegelisahan dan panasnya hati umat. hanyatnya jabat tangan antara pendeta Gilbert Lumoindong dengan ketua MUI dan ketua DMI seperti bertepuk kedua tangan, mengalirkan harmoni kehidupan.

Gali Kekuatan diri Kurangi Memandang Kelemahan Agama Lain

Gesekan sosial beragama sering ditimbulkan oleh penyiar agama karena membandingkan ajaran agama lain, kemudian ada upaya merendahkan dan memandang lebih tinggi ajaran agamanya. 

Membanding-bandingkan ajaran agama memiliki efek yang kurang baik, bagi jamaah yang memiliki fanatisme tinggi akan dijadikan bahan dan senjata untuk mengolok-olok orang lain, maka upaya ini harus dihentikan agar api sentimen tidak menyebar ke mana-mana dan membara serta membakar suasana.

Pernyataan Ustadz Adi Hidayat menjadi penting untuk diingat bagi semua penyiar agama, ketika membandingkan ajaran lain, maka secara tidak sadar memberi tahukan tentang ajaran-ajaran agama di luar yang dianutnya, menjadikan umatnya tahu dan mungkin karena penasaran menyalakan api semangatnya untuk memiliki pengetahuan lebih banyak tentang ajaran agama  lain.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh penyiar agama, lebih baik menggali dan mengembangkan ajaran agama sendiri yang diyakini sebagai kebenaran dan perlu disiarkan serta diamalkan. Dapat dibayangkan ketika masing-masing penyiar agama, lebih mengedepannkan nilai ajaran agamanya sendiri-sendiri, akan tercipta harmoni kehidupan dan kerukunan, serta menyempitkan jurang pemisah dan pemecah antar umat beragama.

Santun dan bersahaja serta menggunakan kalimat-kalimat bijak akan menjadi penerang yang gemilang bagi umat, pelajaran bagi semua penyiar agama untuk mengurangi kebencian dan menyuburkan kasih sayang, sehingga nasib oenyiaran agama selalu dirindukan oleh umat.

Suasana Idul Fitri menjadi momen yang berharga untuk bisa memaafkan sesama, begitu juga era digital dan teknologi komunikasi harus lebih hati-hati dalam penyiaran agama, untuk bisa saling dipahami syarat dan ketentuan yang berlaku atas penyiaran agama, baik baik jamaah atau pengkhutbahnya

Viralnya Video Pendeta Gilbert dan Masa Depan Penyiaran Agama 

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 17 April 2024

Hamim Thohari Majdi @Surplus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun