Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nyepi-kan Konflik Sosial dan Menyucikan Jiwa di Bulan Ramadan

24 Maret 2023   23:11 Diperbarui: 24 Maret 2023   23:21 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Zaman gini kalau masih suka menggoreng isu keagamaan, sepertinya bangun kesiangan. Bersandinglah dengan tenang dan nyaman bersama siapapun, karena kehidupan sosial tidak memerlukan kasta dan agama untuk berbaur dan mengaduk kepekaan menuju damai bersama.. Memang ranah sosial inilah praktek keagamaan paling nampak dan diketahui banyak pihak, namun kalau tidak ada yang mulai menggesek, percikan api tak pernah ada. Komitmen toleran adalah membangun pranata sosial dengan  balutan humanis.

NYEPI KAN KEGADUHAN

Senduro adalah termasuk salah satu desa percontohan "desa sadar kerukunan" tingkat Jawa Timur, sebagai gambaran bahwa di Senduro ada tiga agama yang hidup bersandingan dengan tenang yaitu Islam, Hindu dan Kristen, Bahkan Pure terbesar se Asia tenggara berada di Senduro Kabupaten Lumajang.

Menurut penuturan para sesepuh Hindu, Pura Mandara Giri Semeru Agung merupakan pura tertua, dan masyarakat Bali melaksanakan ritual di desa Senduro ini. 

Pawai ogoh-ogoh yang ditampilkan saat Hari Raya Nyepi di Senduro bahkan dimeriahkan pula oleh remaja putri muslim dalam barisan pawai melantunkan Shalawat. Sungguh indah toleransi di desa Senduro.

Walau kegaduhan dan keriuhan dalam pawai ogoh-ogoh namun tetap dalam dimensi keagamaan, sehingga melahirkan kekhitmatan dan kesahduan, me-NYEPI-kan kegaduhan emosional atau amarah.

Bahkan di desa Pakel Kecamatan Gucialit Kabuapten Lumajang, dalam perayaan Nyepi, seluruh warganya sepakat untuk menutup jalan dan menghentikan sementara operasional kendaraan bermotor sehari Raya Nyepi. Walau di desa itu tidak saja dihuni oleh masyarakat Hindu. 

RAMADAN LEBIH SEPI

Di desa Pakel, desa Senduro dan desa-desa lain di kabupaten Lumajang yang memiliki keragamaan agama, justru di bulan Ramadan menjadi sepi orang mempertontonkan makan dan minum di tempat umum, bahkan merokok pun bagi mereka yang tidak wajib berpuasa, menghisapnya di rumah atau tempat-tempat privasi.

Kesucian bulan Ramadan justru umat Islam tidak mempermasalahkan umat lain untuk mengkonsumsi makan dan minuman di warung atau cafe, makanya peringatan yang terpampang "Hormati yang tidak puasa". Tidak boleh aa perasaan dongkol ketika melihat orang tidak berpuasa, karena hakekat puasa adalah mensucikan diri bukan memprovokasi.

Bulan Ramadhan di penghujung Hari Raya Nyepi tetap enjoy dan Happi karena tertanam kuat toleransi. Hati yang suci akan lebih bijaksana bersikap, serta memaknai hari raya Nyepi adalah menghilangkan pengaruh duniawi atau materi angkara murka. Nyepi dan Ramadan 20123 harapannya ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun