Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Study Tour Waktunya Orang Tua Sekolah

25 September 2022   19:39 Diperbarui: 25 September 2022   19:41 2454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata Bahari Lamongan (Sumber Gambar : Dokumen SD QUBA Lumajang)

 Berwisata pada hakekatnya adalah menambah wawasan dalam sebuah perjalanan.  Ada istilah lain bernama rekreaksi dari sebuah niatan menghilangkan penat dan stagnasi kognisi agar bisa lebih kreatif setelah membuang sumbatan berpikir, istilah ini hampir mirip dengan kata refreshing yaitu penyegaran, agar segar bugar dan dapat beraktivitas kembali lebih produktif.

Di kalangan pelajar kegiatan di atas lebih populer dengan istilah study tour, perjalanan sebagai salah satu proses edukasi yang terencana pada sebuah obyek di antaranya ; tempat wisata, museum, perpustakaan, kebun binatang, kebun raya dan tempat lain yang bisa menambah pengetahuan melengkapi apa saja yang sudah disampaikan di bangku sekolah.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Qur'an Bahrusysyifa (SD QUBA) Lumajang Jawa Timur pada hari Sabtu, 24 September 2022 dengan tujuan Wisata Bahari Lamongan (WBL) Zoo & Goa Maharani Serta Masjid Namira.

OUTING CLASS DAN MERDEKA BELAJAR

Dalam konsep study tour atau istilah yang digunakan oleh SD QUBA adalah rihlah mengandung unsur outing class, ke luar kelas dalam jarak jauh. Karena ada dua konsep outing class yakni belajar di luar kelas, pertama  berada di lingkungan kelas dan sekitarnya dan kedua,  di luar kota.

Outing class prosesnya tidak harus sama dengan belajar di dalam kelas dengan perlengkapan kursi dan meja serta alat tulis. Namun anak diberi kebebasan untuk memadukan pengetahuan tekstual yang disampaikan guru dari buku paket ditambah bumbu pengetahuan yang dimiliki oleh guru.

Agar tampak beda anak-anak tidak diberi tugas untuk mencatat apa yang dilihat, sebagaimana konsep  merdeka belajar, fungsinya adalah mengasah ketajaman nalar, menggunakan logika yang tepat, berbahasa yang runtut dan kepekaan sosial yang tinggi serta nilai spiritual. Inilah konsep yang dikembangkan di SD QUBA dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.

Begitu pula guru tidak memberikan pendampingan dalam jarak dekat, sehingga anak-anak merasa nyaman dan leluasa bertindak, karena tidak dalam genggaman guru. Guru istirahat mengajar sejenak, namun tetap waspada dan memperhatikan gerak gerik siswa.

Akhirnya cita-cita membangun kedewasaan anak dalam menalar  apa yang dihadapi bisa tercapai, tampak bagaimana respon anak-anak terhadap hal yang melingkupi dirinya, misal ketika haus, berada di jalan simpang, memilih dari beberapa pemandangan, bertemu dengan orang asing dan lainnya.    

PARENTING TOUR

Rihlah yang dikonsep oleh SD Quba adalah bagian dari kegiatan parenting, membangun kebersamaan dan kelekatan antara pihak sekolah, wali murid dan yayasan. Orang tua mengganti peran guru  sebagai pendamping anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun