Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Cara Membangun Karakter Anak dengan Pujian

4 September 2022   17:31 Diperbarui: 10 September 2022   03:30 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah bunda, tahukan fungsi panggung? Dalam sebuah perlombaan atau pertandingan panggung adalah istana dambaan bagi pesertanya, mereka ingin menginjakkan kakinya di atas panggung, sebagai tanda jawara, sang bintang dan pemenang. 

Panggung bagi anak adalah sebuah miniatur di mana anak diberikan penghargaan dikalungkan medali dan diberi tropi.

Beberapa hari yang lalu, di sebuah rumah makan ada dua rombongan di meja yang berbeda dan dari keluarga lain serta tidak saling kenal, bahkan tidak saling sapa. Di sudut ruangan salah satu anggotanya setelah menyalakan lilin, lalu memecah keheningan dengan menyanyi bersama "selamat ulang tahun".

Sementara rombongan yang berada di dekat meja kasir, tanpa ada lilin dan langsung memotong kue persembahan putri sulungnya lalu serentak, bersholawat, dan mengucapkan "selamat ulang tahun".

Untuk memberi penghargaan dan perhatian khusus kepada anak, ciptakan panggung setiap waktu, lakukan di rumah, di rumah makan, cafe atau tempat-tempat yang memiliki nilai spesial bagi anak, tidak perlu badut, stand up comedy apalagi konser musik. Anak butuh pengakuan dan penghargaan.

Ucapan yang terbanyak ketika di panggung adalah "terima kasih anakku", "selamat ya, anak bunda", "ayah sangat sayang kamu lho".

Pujian adalah seperti peluru yang melumpuhkan hati orang bercinta dengan ucapan "aku mencintaimu", "hanya kamu yang kucinta", " seperti bulan mengharap kelam, itulah kesetianku menanggung rindu"

Secara spontan seeorang mengatakan sebuah pernyataan atau kalimat yang biasa diulang-ulang pengucapannya, bahkan merasuk dalam hati, seperti seseorang terbiasa beristighfar, maka ketika mendapati kenyataan yang mencengangkan spontan berucap "astaghfirullah"

Ayah bunda yang terbiasa akrab dengan kalimat pujian, menjadikan telinga anak-anak terbuka lebar dengan kalimat pujian "kamu anak yang patut dibanggakan", "ok, bunda memahami, semua orang bisa salah, "ayah pernah melakukan itu, jadi jangan menyerah", "masih ada kesempatan esok hari".

Masih banyak kalimat untuk memuji anak, penekannya adalah pujian akan membuat hati anak berkembang, pikirannya menjadi terang dan kepercayaan dirinya semakin kuat. 

Minimnya pujian seperti tanaman yang jarang ditaburi pupuk, tumbuh ala kadarnya, bahkan bisa layu dan mati dimakan hama. Pupuklah anak dengan pujian, karena tiada pernah ada fluktuasi seperti kelangkaan pupuk dan harganya yang melangit ketika musim tanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun