Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Love

Selamat Datang di Gerbang Perkawinan

9 Agustus 2022   15:51 Diperbarui: 9 Agustus 2022   15:57 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyaklah memperhatikan dan bertanya, kurangi komentar dan diam atau bicara seperlunya. Jangan sampai terlalu mengumbar pembicaraan atau komentar tanpa bukti yang jelas. Sebisanya buat suasana humor, untuk melepas ketegangan dan membentuk suasana keakraban.

TAMPIL APA ADANYA

Tampilkan apa adanya, agar tidak lagi pasangannya mencari hal-hal yang tersembunyi, tidak perlu mengatur strategi agar dipahami, aturlah strategi agar terbangun komunikasi yang baik.

Tumbuhkan perasan cinta semakin kuat dan semakin tinggi intensitasnya, lepaslah kasih sayang sederas mungkin agar ada kedamaian dan perasaan dicintai.

Keterbukaan bukanlah melepas segala-galanya dari identitas diri, terbuka berarti siap menerima saran dan menyampaikan dari hal yang dibutuhkan. Saling responsif dalam penguatan ikatan keluarga.

MENGURAI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Pasangan suami istri telah memiliki tugas dan tanggung jawab secara kodrati secara jenis kelamin dan fungsi yang dimiliki. Secara spesifik, masing-masing rumah tangga memiliki kompetensi dan keterbatasan. Agar keduanya bisa berperan aktif atau memberi sumbangsih dalam membangun keluarga bahagia, maka perlu adanya pemetaan.

Dalam melakukan pemetaan lebih mengutamakan kepada "aku bisa apa", masing-masing mengeksplorasi apa yang dimiliki. Saling melengkapi dari setiap suasana, saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas dan saling berbagi kenikmatan. Bukan diserahkan kepada satu pihak saja, bukan dikerjakan oleh satu orang saja, buatlah imbang dalam kerelaan.

 Konsensus untuk hidup bersama dalam suka dan duka, harus dijalankan seimbang. Ketika suasana sedih harus ada yang menjadi penghibur, ketika suasana lelah harus ada yang menyemangati, begitu seterusnya, termasuk merayakan kenikmatan bersama.

SAMAWA sakinah, mawaddah wa rahmah, tujuan mulia yang harus tetap dipegang teguh, bahtera rumah tangga, ada angin dan hujan, biarlah angin mengencangkan dinamika rumah tangga dan hujan sebagai penyejuk suasana. Bukankah kemarau perkepanjangan juga bencana ? begitu juga tiada angin menjadikan keringat bercucuran.

Ambil hal-hal yang baik dan jadikan contoh orang-orang yang baik, mengacalah kepada keluarga-keluarga yang baik, lahirlah anak keturunan yang baik, maka hidup berumah tangga akan selalu memetik kebaikan, seburuk apapun situasinya, bila masih berpikir kebaikan, akan ditemukan setitik kebaikan sebagai penguat dan penerang. Sebaliknya bila pikiran negatif, semuanya menjadi berkurang makna, remang menjadi suram, salan kian sempit, ruang menjaadi sesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun