Mohon tunggu...
Hamdani Lubis
Hamdani Lubis Mohon Tunggu... Dosen - Staf pengajar di Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta

Minat di bidang Ekonomi Islam, agama dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tauhid Literasi

23 Oktober 2020   05:28 Diperbarui: 23 Oktober 2020   05:35 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tauhid Literasi 

Membaca dan menulis merupakan fitrah manusia yang telah diperintahkan Allah Swt kepada mahluk-Nya. Salah bukti, isi perintah itu adalah diturunkannya kitab Al-Quran, zabur dan kitab yang lain  kepada umat manusia.

Nabi-nabi Allah adalah seorang kekasih Tuhan yang dberikan kewenangan dalam menafsirkan kitab Allah. Kitab-kitab Allah menjadi petunjuk sekaligus pegangan bagi umat islam untuk menjadikan referensi dalam menjalani kehidupan di dunia.

Banyak Pesan dalam Al-quran dan Hadist Nabi Saw yang menganjurkan kita untuk menulis dan membaca. Misalnya, Surat Al-Alaq (Perintah Membaca), surat Al-Baqarah  (kalimat Al-Qalam) yaitu perintah menulis dan masih banyak lagi hadist Nabi yang memberikan pesan kepada kita untuk menyebarkan kebaikan dengan menulis, member kabar baik kepada saudara sesame muslim.

Dalam sejarah peradaban manusia, Nabi Adam As, ketika berdialong dengan Allah Swt, sebenarnya sudah diperintahkan untuk membaca dan menulis. Allah Swt menunjukan kepada Nabi Adam As, jenis-jenis tumbuhan-tumbuhan, makanan dan jenis hewan yang bisa dimakan oleh anak keturunan Nabi Adam As.

Allah juga menunjukan tempat bermukim, seperti rumah dan air untuk kehidupan. Adam As mencatat dan menghafal ajaran yang disampaikan oleh Allah Swt sebagai ilmu pengetahuan yang kelak diajarkan kepada anak cucuk Adam As.

Proses pembelajaran itulah sejatinya telah dilakukan ketika Nabi Adam As kepada anak-anak Adam As.  Sebagai bapak manusia bukan serba kebetulan. Tetapi, ada proses pembelajaran (learning) antara Allah Swt dan Adam As.

Adam mencatat, menulis dan mengabarkan kepada isterinya Hawa, serta kedua anaknya qobil dan Habil. IKrimah dan qabilah. Kelak dari anak-anak Adam As inilah, manusia belajar menulis, membaca, komunikasi dan bertukar kabar gembira  tentang kehidupan manusia. penem

Pada Abad ke-4 yang disebut abad kosmologi. Dimana manysia telah mengenal tulisan dan mengenal jangka waktu. Kosmologi adalah perubahan peradaban manusia besa-besaran, terjadi perpindahan asal muasal alam semesta dan mulai muncul ilmu astronomi, filosofi dan agama.

Hal ini menunjukan betapa pentingnya menulis untuk kehidupan manusia dimasa mendatang. Menulis sejatinya bukan untuk dirinya, tetapi untuk masa depan generasi berikutnya. Phytagoras (Yunani 582-493) penemu ilmu matematika.

Sementara tokoh muslim Ibnu Sina (980-1037) adalah pertama kali penemu ilmu matematika dan ilmu kedokteran dari kalangan muslim. Ibnu Sina banyak mengambil ayat Al-quran sebagai inspirasi ilmu kedokteran untuk pronduksi obat.

Berkaca dari tokoh-tokoh muslim dan filusuf barat tersebut, apa yang bisa kita lakukan sekarang?

Hemat saya pertama adalah membaca dan menulis. Semua unsure yang ada di dunia ini pada hakekatnya milik Allah Swt, manusia hanya dititipi saja, dan tugas manusia adalah membaca dan menulis (learning) untuk generasi masa depan.

Kedua, bersyukur atas nikmat Allah Swt yang telah kita terima dari tuhan semesta Alam. Nikmat, bisa melihat dan membaca, nikmat bisa merasakan (rasa) dan nikmat bisa menulis atau bergerak.

Tanpa itu semua rasanya sebagai manusia kurang lengkap. Ketiga, berbagi ilmu dengan cara apapun dalam artian ilmu yang sudah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada kita, seyogyanya kita bisa berbagi dengan orang lain.

Contoh kecil adalah sahabat pena kita (SPK) yang menjadi komunitas literasi. Dengan cara berbagi ilmu, berbagi pengalaman dan motivasi, diharapkan menjadi amal jariyah bagi kita dikehidupan selanjutnya (akherat). karena kehidupan dunia sifatnya sementara, sementara akherat selamanya.

Berbagi ilmu itu telah diperinthakan Allah Swt kepada umat manusia. dalam surat Al-Baqarah ayat 132" Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula ya;kub (Ibrahim berkata) hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama islam". 

Berwasiat dalam kebaikan 

Syeh izzudin dalam kitab Syajaratul Ma'arif menjelaskan Saling menasehati kebaikan menjadi sarana untuk mengerjakan kebaikan tersebut. Keutamaan wasiat ini berasal dari keutamaan apa yang menjadi tujuan kita untuk berbagi dan berbuat baik.

Wasiat dalam hal tauhid (aqidah) adalah sesuatu yang utama dalam kehidupan, Karena tauhid adalah sumber tauhid. Sedangkan wasiat dalam kesabaran itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan tingkat kesabaran.

Wasiat adalah pesan seseorang yang harus sampaikan serta dilakukan, jika  sipenerima wasiat  mampu. Artinya, betapa pentingnya pesan wasiat menjadi unsure utama dalam pemberi pesan penyamapaian. Isi wasiat sangat beragam, missal soal agama, harta dan pendidikan anak-anak serta keutuhan keluarga.

Dalam dirinya ada tiga unsure yang saling terkait dan tidak saling menjatuhkan. Pertama, unsure Addin (agama), unsure Akal (filsafat) dan unsure rasa penasaran (sains). Ketiga unsure ilmu itu adalah hidayah dan pemberian Allah kepada manusia. Tetapi, ketiga unsure ilmu itu, saling berbeda dalam unsure displin ilmu masing-masing.

Melaksanakan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari sungguh tidaklah mudah. Banyak rintangan dan godaan yang menghampiri pada diri kita, meski diri ini sudah berusaha dengan sekuat tenaga namun ada saja godaan itu dating tanpa permisi. Solusinya bagi kita adalah bersabar dan terus berusaha untuk memperbaiki diri dan tentunya jangan lupa berdoa kepada Allah Swt memohon agar dikuatkan dalam kebaikan.

Menjadi seorang pemberi pesan atau da'I adalah arti luas tidak menjadi pilihan sekaligus tugas manusia dimuka bumi ini. berdakwah bukan dalam diartikan sempit hanya sekedar menyampaikan wahyu Tuhan kepada manusia, melalui mimbar khutbah, mimbar pengajian dan majlis taklim.

Tetapi, lebih dari itu, berdakwah mengajak orang untuk menulis hal-hal yang baik, istiqomah menyampaikan kebaikan, tidak menyampaikan berita hoax. Itulah inti dari Dakwah mellenial atau yang sering kita sebut dakwah media social (Medsos).

Pada hakekatnya, tauhid literasi itu adalah media dakwah yang harus dikembangkan dan dilaksanakan. Tauhid Literasi bukan hanya sekedar tren atau popularitas, melainkan punya tujuan mulia yakni dakwah dengan tulisan untuk menyebarkan kebaikan. Dakwah literasi sebagai jawaban dari maraknya penyebaran berita hoax yang sering menimbulkan efek negative, mempengaruhi seseorang untuk berbuat criminal dan juga penyebaran fitnah yang tanpa ujung.

Dakwah literasi harus menjadi tradisi bagi semura orang, terutama mereka yang berprofesi sebagai pendidik, seperti guru, dosen dan ulama. Karena ditangan merekalah ilmu pengetahuan bisa tersyiar dan tersebar kepada masyarakat atau mad'u (penerima pesan).

Dengan syiar literasi yang baik, tidak menyebarkan berita hoax atau bohong, maka akan tercipta pribadi yang positif dan khusnudon (prasangka baik). Masyarakat akan terdidik dan terbiasa dengan menerima pesan yang baik, berprilaku baik, terdorong untuk berbuat kebaikan. Itulah tujuan tauhid literasi yang di cita-citakan bersama.

Sesuai dengan pesan Rasululah Saw, (fastabiqul khairat) bahwa marilah kita berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan untuk orang lain. Pesan tersebut pendek dan sederhana, namun sulit dilaksanakan oleh manusia. Karena sejatinya manusia itu adalah tempat berbuat kesalahan dan kelupaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun