Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Guru Mengajari Murid untuk "Berdusta"

9 April 2021   18:53 Diperbarui: 9 April 2021   19:04 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar tampilan depan juknis | Dokumentasi Pribadi

Ada 3 (tiga) saran untuk tiga pihak yang berwenang.

1. Pemerintah daerah

Pemerintah daerah, dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pendidikan di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota harus mengomunikasikan isi juknis dengan baik kepada berbagai sekolah dan guru-guru terkait. 

Selain itu, dinas pendidikan juga harus memahami problem-problem pendidikan yang dihadapi sekolah, guru, peserta didik, dan orangtua murid.

Dengarkan berbagai masukan dari para pelaksana pendidikan di jenjang sekolah karena merekalah yang terjun langsung dalam proses belajar mengajar.

Jangan sampai sekadar memberikan juknis tanpa pengarahan, sehingga masih menimbulkan pertanyaan di benak kepala sekolah dan guru.

2. Sekolah

Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di dalam lembaga pendidikan yang bernama sekolah. Otomatis, kepala sekolah sangat menentukan nilai-nilai yang tertanam dalam visi dan misi sekolah, serta pengaplikasian nilai-nilai tersebut dalam segala kegiatan sekolah.


Kepala sekolah harus menanamkan nilai kejujuran kepada para guru. Kasus Bu Linda adalah bukti bahwa kejujuran adalah nilai yang masih "kabur" dalam dunia pendidikan apalagi di era pandemi saat ini.

Untuk apa reputasi nilai ujian peserta didik di atas rata-rata dan sekolah mendapat predikat akreditasi A, tapi mendapatkannya dengan cara "berdusta"?

3. Guru

Guru adalah petugas di garda terdepan dalam menanamkan nilai yang langka di negara Indonesia yaitu nilai kejujuran kepada peserta didik.

Memang, perkara jujur atau tidak di rumah, itu juga bergantung pada peserta didik dan orangtua murid. 

Tapi, yang terpenting, jangan sampai malah guru yang mengajari murid untuk "berdusta", menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang memuaskan di atas rata-rata dengan menanyakan jawaban soal ujian ke orangtua, kakak, paman, tante, guru les, bahkan sampai ke Google!

Kejujuran, nilai moral yang sangat mahal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun