Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Ibu, Mungkin Kau Tak Pernah Menyangka Kalau...

20 November 2020   12:14 Diperbarui: 22 Desember 2021   06:17 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Thinkstockphotos via KOMPAS.COM)

Waktu saya berkunjung ke rumah Tina, saya tidak heran kenapa Alvin tidak suka membaca.

Ada tiga alasan.

Pertama, Fakta "banyak buku" tidak terbukti. Yang ada hanya beberapa buku cerita yang Tina belikan dan bisa dihitung dengan jari.

Kedua, Ayah Alvin tidak suka membaca, meskipun sang ayah bertitel S-2, Magister Hukum dari salah satu universitas negeri ternama di Indonesia. Aneh sekali kalau melihat hal tersebut. Robert (bukan nama sebenarnya), ayah Alvin, tidak suka membaca, padahal Robert lulusan S-2.

Ketiga, Tidak ada rak-rak buku menghias berbagai sudut ruangan di rumah Tina. Akibatnya buku tidak bisa diraih dengan mudah. Bagaimana Alvin bisa mempunyai minat baca kalau buku tidak ada dimana-mana?

Saya dan kakak-kakak beruntung karena banyak rak buku di rumah dan di dalamnya terdapat "harta" yang tak ternilai dengan uang, yaitu berupa buku-buku yang sangat bermanfaat, mulai dari majalah, buku ilmu pengetahuan, novel, buku cerita, sampai komik. 

Ayah membeli rak-rak buku tersebut dan mengisinya dengan berbagai buku yang menarik. Ayah juga membelikan buku-buku kalau membawa kami ke toko buku. Kalau kami meminta dibelikan buku, ayah tidak berpikir panjang. Pasti dibelikan. Berbeda kalau meminta dibelikan mainan. Kebanyakan tidak dikabulkan. "Masih banyak kebutuhan kita yang lain yang lebih penting, Ton," begitu kata ayah, memberi pengertian.

Ibu juga suka membaca seperti ayah. Ayah dan ibu ibarat pasangan yang saling mengisi, mendukung kecintaan akan buku, sehingga kami pun, anak-anak mereka, jadi suka membaca tanpa diminta, karena kami melihat sendiri tindakan nyata membaca buku dari orang tua.

Ibu, menanamkan kecintaan akan buku, adalah guru pertama dalam kehidupan saya.

* * *

Tak akan habis tulisan yang bisa menggambarkan sosok ibu di mata saya dan kakak-kakak. Walaupun ibu sudah tiada, nilai-nilai kehidupan yang sudah beliau tanamkan pada kami akan tetap abadi, karena semua nilai tersebut tertanam lewat perbuatan nyata di kegiatan sehari-hari dalam keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun