Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mata Itu

8 April 2020   09:42 Diperbarui: 8 April 2020   09:46 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: klikdokter.com

Serpihan air mata menetes. Menggerus pipi yang tirus. Mata itu terus memproduksi air yang tak henti. Terus-menerus mengalir tiada henti.

Mata itu penuh dengan guratan penyesalan. Membayang perbuatan di masa silam. Kerut-merut bola mata tak beraturan. Menandakan pergulatan batin yang kelam.

Apakah ada yang menjadi penyesalan? Apakah ada yang menjadi kerisauan? Apakah ada yang menjadi kegundahan?

Mata itu menunjukkan batin seseorang. Tak ada yang bisa menutupi keadaan diri. Tak ada yang bisa menyembunyikan kepalsuan hati. Tak ada yang bisa mencegah menguarnya kebusukan nurani.

Mata itu sudah mencerminkan isi hati. Ya, mata itu. Mata itu tidak bisa berdusta. 

Kota Tepian, 8 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun