Hasil akhir, IPK semenjana. Kisaran 2,00 ke atas. Tidak sampai 2,50. Padahal waktu itu, untuk menjadi karyawan perusahaan masa itu, IPK harus minimal 2,75.
Nilai memang bukan segala-galanya, meskipun begitu nilai menjadi cerminan keahlian sebelum diuji dalam tes praktek. Biarlah nilai dan praktek seia sekata. Nilai bagus, praktek yang menunjukkan keahlian pun bagus.
3. Karakter yang Baik
Memang susah mencari orang yang berkarakter baik saat ini.Â
Biar pun kurang dalam keahlian, namun kalau berkarakter baik, maka keahlian bisa ditingkatkan. Sebaliknya, meskipun keahlian baik, tapi kalau karakternya buruk, sukar untuk diperbaiki.Â
Bu Tania pernah menyinggung tentang psikotes. "Dari psikotes, saya bisa mengetahui karakter dari calon karyawan. Ini merupakan salah satu koentji vital diterima atau tidaknya si calon karyawan."
Kejujuran, integritas, komitmen, loyalitas, disiplin, kesemuanya adalah keluhuran budi yang susah ditemui saat ini.Â
Tidak terlihat secara kasat mata, tapi "terasa" dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Â
Apakah Anda Memenuhi 3 Faktor Di Atas?Â
Biarlah pertanyaan di atas Anda jawab di dalam hati. Kalau Anda menganggap bahwa Anda sudah memiliki 3 faktor di atas, berarti Anda layak memperoleh gaji tinggi sesuai yang Anda idam-idamkan.Â
Kalau Anda hanya memenuhi dua atau satu atau malah tidak satu pun dari 3 faktor utama di atas, maka Anda harus sadar diri, bahwa sebagai fresh graduate, "nilai gaji" belum bisa sesuai dengan harapan Anda, karena Anda belum mempunyai 3 faktor utama di atas secara lengkap.Â
Akhir kata, hidup ditentukan oleh diri Anda sendiri dalam menyikapi besaran gaji yang Anda ingin peroleh.
Seberapa pun nominal yang didapat, biar pun sampai 1 M, tapi kalau gaya hidup melebihi jumlah tersebut, pasti 1 M itu tetap akan dirasa kurang.