Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batas Kegilaan di Depan Mata

3 Juli 2019   17:13 Diperbarui: 3 Juli 2019   17:27 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: pngdownload.id

Saat sendiri memang tak mudah. Hujan deras begitu rupa. Kamar ukuran tiga kali empat mengungkung diri. Meskipun begitu, pikiran mengelana. Tidak bisa dibatasi oleh dinding-dinding ini. 

Bola mata menatap nanar ke layar hape. Jari-jemari bergerak lincah kian kemari. Dari satu huruf ke huruf berikut. Membentuk kalimat-kalimat picisan seakan romantis. 

Aku hanya lelaki biasa, yang tinggal di kamar kos biasa, dan punya kehidupan yang biasa. Tak lebih dan tak kurang. Tak ada kelebihan dalam diri, tak kurang orang mencibir kekuranganku. 

Hidupku bagaikan di tengah padang pasir kehampaan. Semua pandangan bagaikan pasir sekeliling. Membosankan. Jari-jariku sebentar melayu, sebentar melaju. Seiring dengan rasa sinting, jiwa kegilaan yang menghampiri sanubari kesunyian. 

Hujan mereda. Langit seakan selesai meluapkan angkara murka. Air melimpah di parit. Menyisakan banjir di depan sana. 

Apakah aku mulai menggila, mengkhayal dalam kesepian, merindu dalam kesendirian?

Biarlah kalau banyak orang menyebutku gila, karena batas kegilaan memang sudah di depan mata. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun