Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Menulis dengan Tangan Akan Punah di Masa Depan?

27 Juni 2019   11:16 Diperbarui: 27 Juni 2019   11:24 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar pembagian fungsi otak dari The Magic of Dream Book - dokpri

Hal tersebut disebabkan karena para mahasiswa yang mencatat dengan tangan harus konsentrasi, fokus waktu dosen menjelaskan, lalu mereka mencatat hanya poin-poin penting, mengambil intisari dari pemaparan dosen. Mereka tidak mungkin menulis semua perkataan dosen karena kecepatan menulis dengan tangan tidak sama dengan mengetik di laptop, sehingga mereka harus berpikir secara kreatif, menyimpulkan dengan kata-kata sendiri.

Berbeda dengan para mahasiswa yang mengetik semua perkataan dosen di laptop. Meskipun mereka mempunyai catatan yang lengkap, namun mereka kurang memahami materi kuliah yang diberikan oleh dosen. Kemungkinan kenapa bisa terjadi hal tersebut, karena para mahasiswa yang mengetik di laptop tidak fokus sewaktu memperhatikan penjelasan dosen. Bisa saja konsentrasi mereka teralih untuk browsing atau melihat media sosial sembari mengikuti perkuliahan.

Secara pribadi, saya juga sangat terbantu dengan mencatat menggunakan tangan. Apalagi, ada salah satu dosen saya dulu yang cukup "nyentrik" menurut saya, namun sekarang, saya bersyukur mempunyai dosen nyentrik seperti beliau.

Apa sih kenyentrikan beliau?

Beliau menyuruh kami membuat mindmap (peta pikiran). Di zaman saya kuliah dulu, dosen kami, sebut saja Pak Rudi, memberi istilah "brainstorming" (badai pikiran).

"Kalian membuatnya di atas kertas. Tulis tangan. Per kelompok tiga sampai empat orang. Satu kelompok, satu bab. Karena ada 10 bab, berarti ada 10 kelompok," kata Pak Rudi.


Banyak yang mengomel. Saya pun termasuk di antaranya.

"Nyusahin mahasiswa aja!" celetuk Sam (nama samaran) jengkel, namun dia tetap saja menulis mindmap itu.

"Kalau belum pusing, berarti belum belajar," kata Pak Rudi, di akhir perkuliahan.

Memang melelahkan menulis mindmap atau brainstorming, bahkan lucunya, karena Pak Rudi meminta kertas brainstorming jangan terpisah, harus menyambung, jadi para mahasiswa ada yang membuat brainstorming panjang seperti gulungan kertas tisu ^_^.

Meskipun mengomel di awal, namun pada akhirnya, kami, para mahasiswa, mengakui, bahwa kami jadi lebih mengerti materi dari diktat kuliah kami, karena dipaksa untuk menulis mindmap dengan cara tradisional, menulis di atas kertas dengan pulpen ^_^.

4. Mencegah Insomnia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun