Guru honorer. Sudah jamak masyarakat menganggap kalau guru honorer itu hidupnya memprihatinkan. Gaji di bawah sejuta, malah ada yang di bawah 500 ribu. Bagaimana bisa hidup dalam sebulan dengan uang segitu?Â
Padahal kalau mengacu pada arti kata honorer, cukup mencengangkan.
Saya mencari arti kata "honorer" di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima.
Honorer :
a bersifat sebagai kehormatan: anggota honorer, wasit honorer
a bersifat menerima honorarium (bukan gaji tetap): guru honorer, pegawai honorer
Yah, kalau mengacu pada pengertian pertama, tentu saja sungguh miris. Kehormatan, tapi yang didapat tidak mencerminkan hal itu. Jasa dinilai dari peluh keringat saja, layaknya buruh biasa, yang cuma lulusan SMA atau mungkin SMP.
Saya tidak merendahkan profesi buruh. Buruh juga profesi mulia. Namun sebagai guru, saya miris, sedih melihat kondisi gaji tidak sesuai jasa yang sudah diberikan. Dulu, saya pernah menjadi guru honorer, mendapat gaji seperti yang diberitakan beberapa rekan guru yang lain, jadi saya paham kegundahan mereka.
Imbas yang lain, adalah cita-cita anak guru honorer pun jadi beralih. Kalau pada awalnya, mungkin mereka mengidolakan orangtua mereka yang berprofesi sebagai guru honorer, setelah tahu kondisi, mereka berubah pikiran.
Ada beberapa pengalaman saya yang mencerminkan hal tersebut.