Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Mantan Murid Lupa Sama Mantan Guru?

11 Januari 2019   10:01 Diperbarui: 11 Januari 2019   10:41 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : bobo.grid.id

Metode satu arah dimana peserta didik hanya mendengarkan guru bicara dan tidak boleh ribut, pasif, tentu sudah seharusnya tak dipakai secara terus menerus, seakan-akan tidak ada metode lain.

Kalau seandainya Anda berada dalam posisi murid SD, dan gurunya menggunakan metode ceramah, satu arah, apa istimewanya guru itu? Kalau saya anak murid SD yang diajar oleh Bu Mintarsih, jelas saya akan lupa siapa beliau kalau bertemu lagi kelak waktu dewasa seperti Yanto tadi, karena beliau tidak berusaha sedikit pun untuk membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, menarik, dan melibatkan peserta didik secara aktif. 

"Kita kan harus menghabiskan materi, supaya target tercapai," kilah Bu Mintarsih suatu kali di rapat dinas, membahas soal kesulitan menuntaskan materi ajar karena keterbatasan waktu, sehingga dia lebih menitikberatkan pada mengerjakan tugas-tugas tertulis dari buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Saya pribadi tidak setuju dengan pola pikir itu. Peserta didik lebih penting daripada materi ajar. Untuk apa materi tuntas disampaikan, namun cuma sedikit yang terserap oleh mereka? Sangat sia-sia. Membosankan. Mereka hanya mengerjakan soal, dan belum tentu itu hasil pemikiran mereka. Bisa jadi beberapa dari murid itu menyontek hasil kerja temannya yang lebih menguasai materi!

Sedikit membagi pengalaman. Saya dulu pernah ikut pelatihan guru bahasa Inggris beberapa kali, dan ada satu hal yang sangat mengena dan sampai sekarang saya masih ingat, yaitu harus ada unsur VAK di dalam proses belajar mengajar.

Apa itu VAK? VAK itu singkatan dari Visual, Audio, dan Kinestetik.

Visual, ada alat peraga atau media pembelajaran yang digunakan, untuk menyampaikan materi ajar. Entah itu realia atau objek langsung, gambar, menggunakan LCD projector, dan lain sebagainya. Tujuan? Supaya memori otak bisa lebih tahan lama menyimpan pelajaran yang didapat lewat bantuan penglihatan mata.

Audio, ada suara yang mengiringi. Dengan adanya suara, akan mempertegas pesan yang akan disampaikan. Gambar dikatakan mempunyai seribu makna, tapi dengan adanya penjelasan lewat suara, maka akan semakin mempertegas makna apa yang terkandung di gambar supaya pesan tersampaikan dengan baik. 

Kinestetik, ada tindakan yang menyertai, sehingga ada istilah Learning by Doing, Belajar dengan Melakukan.

Sebagai contoh, karena saya mengajar bahasa Inggris, saya menggunakan salah satu media pembelajaran yaitu lagu, karena mengandung tiga unsur VAK tadi. 

Lagu Head, Shoulders, Knees, and Toes sebagai contoh (Anda bisa mencarinya sendiri di Youtube. Ada banyak sumber tentang lagu ini ^_^). Lagu ini jelas berbicara tentang bagian tubuh, yaitu Kepala, Pundak, Lutut, Jari kaki, yang mana murid-murid saya pernah menyanyikannya sebagai Kepala, Pundak, Lutut, Kaki dalam bahasa Indonesia yang diajarkan oleh guru-guru kelas mereka (Entah peserta didik disuruh menyentuh bagian-bagian tubuh waktu menyanyi atau tidak ^_^).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun