Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menulis dan Menerbitkan Buku Solo, Siapa Takut?

26 Mei 2022   04:51 Diperbarui: 9 September 2022   06:08 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku saya berjudul "Prima" terbit di Komet Publisher. Dibaca oleh Youtuber Idola saya dari Jogjakarta, Andrey Arifianto (Dokpri)  

Menulis dan Menerbitkan Buku Solo Bagi Penulis Pemula, Siapa takut?

Di awal mengembangkan hobi menulis, memang event atau kegiatan nulis bareng (satu buku yang ditulis beberapa penulis) bisa dijadikan ajang uji nyali dan uji kemampuan menulis. 

Saat kegiatan nulis buku bareng (Nubar) biasanya penulis atau peserta akan mendapat masukan, kritik dan saran yang membangun dari editor atau penyelenggara event Nubar tersebut. Sangat menguntungkan bagi penulis-penulis pemula untuk menambah pengetahuan juga relasi dalam kegiatan tersebut.

Namun jangan puas sampai di situ. Menulis buku solo (satu buku yang ditulis sendirian) juga penting untuk seorang penulis. Ada beberapa Penulis pemula yang belum memiliki cukup keberanian untuk menerbitkan buku sendiri, entah kurang percaya diri atau kurang bisa membagi waktu untuk menulis yang kebanyakan menulis hanya hobi bagi penulis pemula.

Berikut keuntungan jika Penulis berani dan percaya diri untuk tekun menulis dan menerbitkan buku solo.

1. Semakin Rajin Menulis

Ketika penulis berniat terbitkan buku solo, ada lebih banyak naskah yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah buku. Dari yang biasanya mengikuti ajang nulis bareng yang hanya membutuhkan beberapa puisi atau satu cerpen saja, saat menulis untuk buku solo akan sangat jauh berbeda.  Penulis akan lebih terpacu untuk menyelesaikan naskah karena iming-iming impian punya buku dengan sampul dibubuhi nama sendiri.

2. Lebih Mandiri

Saat menulis buku solo, secara tidak langsung Penulis akan mulai belajar self editing. Biasanya Penulis dituntut untuk meneliti kesalahan penulisan (typo), tata letak (layout), dan segala tetek bengeknya dilakukan sendiri. 

Walau penerbit menyediakan jasa editor tetapi bukan berarti naskah yang Penulis kirimkan adalah naskah kotor dan acak-acakan. Tetap harus rapi, minim kesalahan ketikan dan terstruktur. Bahkan tidak sedikit Penulis yang merancang/design sampul bukunya sendiri. Biasanya untuk kepuasan Penulis yang kreatif.

3. Keuntungan Finansial

Sebenarnya kalau saya pribadi awalnya menulis adalah kepuasan dan kebahagiaan, bisa dikatakan sebagai hobi.  Tetapi semakin giat menulis, tidak dipungkiri pundi-pundi bisa masuk kantong dan itu bikin ketagihan menulis.  

Jika menulis buku solo, tentu ada harapan untuk Penulis memiliki penghasilan. Memperluas relasi, rajin promosi di media sosial dan memanfaatkan fasilitas promosi dari penerbit adalah kuncinya.

4. Meningkat Rasa Percaya Diri dan Personal Branding

Ini sudah tentu, ada beberapa hal yang membuat Penulis lebih percaya diri saat buku solonya terbit. Nama sendiri di sampul/cover buku, biodata penulis hanya memampang profil  seorang dan lain-lain. Sekaligus untuk personal branding. Akan lebih diperhitungkan lagi skill menulisnya. Setidaknya selangkah lebih mampu untuk tertib menulis yang cakupannya lebih banyak.

5. Dapat Mengikuti Berbagai Macam Lomba Nasional Bahkan Internasional.

Di Indonesia sendiri banyak ajang-ajang untuk Penulis yang memiliki buku yang ditulis solo. Dari ajang nasional sampai internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Seperti Makassar International Writer Festival (MIWF), Residensi Penulis dan lain-lain.

6. Sarana untuk Mengeksresikan Diri           

Ini sudah lumrah jika penulis menuliskan apa-apa yang ada di sekitar. Bukan hanya menulis soal perasaan tetapi juga lingkungan, keluarga, sosial dan lain-lain. Biasanya inspirasi menulis berasal dari diri yang ingin diekspresikan. Saat menulis buku solo, seluruhnya adalah ide dan ekspresi yang berasal dari diri sendiri walau inspirasinya dari mana saja.

Bagaimana memulai menulis buku solo?

1. Terbitkan buku solo dengan konten yang sering kamu tulis.

Tidak semua penulis sama, kan? Maka mulailah menulis konten yang paling disukai dan sering ditulis. Ini akan mempermudah gonjang ganjing mood saat menulis.

2. Bikin Celengan Naskah           

Kalau tidak sabaran memang buku solo yang diharapkan tidak akan terwujud. Mulai dengan sabar menabung naskah. Satu buku tidak sehari bisa selesai, butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Maka tabung saja tulisan-tulisan itu dengan semangat dan sabar. Jika sudah memenuhi syarat, maka cobalah ajukan ke penerbit.

3. Temukan Waktu Menulis yang Teratur

Nah, ini masalah yang lumrah dialami Penulis pemula. Kendala waktu untuk pekerja, pelajar, ibu rumah tangga dan masyarakat umum lainnya. Ingin menjadi Penulis tetapi tidak mempunyai waktu untuk menulis. Apalagi menerbitkan buku solo akan sangat menyita waktu. Perlu diingat, tak ada Penulis yang lahir dari sifat malas dan mengagungkan moody. 

Temukanlah waktu rutin menulis, jadi waktunya menulis itu teratur. Misalnya, setiap sore saya menulis, dan mewajibkan diri saya menulis di waktu tersebut. 

Kalau teramat sibuk, setidaknya menulis satu paragraf, satu bait, atau sebuah quote/kutipan. Yang penting tetap nenulis agar tabungan naskah tetap bertambah.

Selamat mencoba, ya, teman-teman penulis hebat. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun