Strategi Kampanye Politik Antara Media Luring dan Interaksi Secara Langsung oleh Calon Wali Kota Tri Adhianto dan Harris Bobihoe dalam Pilkada Kota Bekasi Tahun 2024
Haliza Tiara Lintang
Dosen Pengampu: Saeful Mujab. S.Sos. M.I.Kom
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
202210415082@mhs.ubharajaya.ac.id
Abstrak
Dalam kampanye politik, seperti pada Pilkada Kota Bekasi tahun 2024 ini tentu membutuhkan media sebagai wadah untuk menyebarluaskan informasi. Media yang digunakan biasanya adalah media cetak seperti baliho dan spanduk, namun apakah media tersebut efektif atau justru lebih efektif ketika paslon nomor urut 03 turun langsung ke lapangan? Karena ketika pasangan calon berinteraksi secara langsung, pasangan calon bisa mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat Kota Bekasi. Untuk meneliti hal ini, peneliti menggunakan metode kepustakaan yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah media cetak tidak memiliki efek yang besar kepada pasangan calon, efek yang diberikan hanya 20% sedangkan ketika berinteraksi langsung dampak yang diberikan lebih besar. Itulah strategi yang digunakan oleh pasangan calon nomor urut 03 Tri Adhianto dan Harries Bobie.
Kata kunci: Strategi, kampanye politik, media luring, dan interaksi.
PENDAHULUANÂ
Menurut pakar politik, Maswadi Rauf dalam Buku Komunikasi Politik karya Dr. Thomas Tokan Pureklolon, M.Ph., M.M., M.Si, komunikasi politik adalah objek kajian ilmu politik karena pesan-pesan yang diungkapkan dalam proses komunikasi bercirikan politik, yaitu berkaitan dengan kekuasaan politik negara, penerintahan, dan juga aktivitas komunikator dalam kedudukan sebagai pelaku kegiatan politik. Komunikasi politik dilihat dari dua dimensi, yaitu komunikasi politik sebagai kegiatan politik dan sebagai kegiatan ilmiah.
Komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan tersebut bersifat empiris karena dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial. Di sisi lain, komunikasi politik dipandang sebagai salah satu kegiatan politik dalam sistem politik oleh komunitas ilmiah. Tentu saja, mengkomunikasikan pesan-pesan ini-khususnya pesan politik-membutuhkan rencana untuk memperoleh empati dan perhatian dari audiens.