Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Satu, Jangan Lupakan Pancasila

22 Februari 2020   20:32 Diperbarui: 22 Februari 2020   21:02 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Bhinneka tunggal ika merupakan semboyan yang menjadi pemersatu keragaman suku, agama, bahsa dan budaya di Indonesia. Berbeda-beda tetapi tetap satu.  Dalam keragaman, tetap bisa hidup saling berdampingan dalam negara kesatuan republik Indonesia.

Di era milenial ini, mungkin banyak diantara kita yang sudah mulai melupakan nilai-nilai Pancasila. Di era milenial ini, mungkin banyak diantara kita hanya menilai Pancasila sebagai sebuah symbol, yang menjadi dasar negara. Pancasila merupakan nilai, yang lahir dan berkembang dari budaya lokal di Indonesia. Pancasila bukanlah budaya luar, yang perlu adaptasi lagi untuk bisa diterima oleh masyarakat.

Mengingat Pancasila menjadi sebuah keharusan, disaat segala pengaruh masuk ke negeri ini. Kenapa harus? Propaganda radikalisme masih saja terjadi di media sosial. Provoksi ujaran kebencian semakin masif terjadi. Tanpa memahami nilai-nilai budaya lokal, tanpa membekali diri dengan pemahaman agama yang benar, dan tanpa membekali diri dengan literasi yang kuat, diperkirakan akan lebih mudah terpengaruh dengan informasi-informasi yang menyesatkan.

Kelompok radikal seringkali menyebut Pancasila sebagai produk barat, sesat, tidak sesuai dengan kemajuan zaman, bahkan ada juga yang mengatakan kafir dan lain sebagainya. Kadang memang tidak habis pikir. Bagaimana mungkin nilai-nilai yang lahir dari lingkungan kita sendiri, tidak diakui bahkan dianggap menyesatkan. Mari kita berpikir secara logis. Jangan mau diperdaya oleh pihak-pihak yang memang secara sengaja menebar kebencian. Ingat, kebencian yang berlebihan justru akan mendekatkan diri pada perilaku yang tidak baik. Dan perilaku yang tidak baik tersebut, sejatinya tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya, agama dan hukum yang berlaku.

Mari kita terus memahami nilai-nilai kearifan lokal warisan para leluhur. Apapun sukunya, tetap tidak boleh meninggalkan nilai-nilai ketuhanan. Agama bersifat universal. Semua nilai-nilai dalam setiap ajaran agama, selalu mengajarkan kebaikan.

Mari tetap menjaga tepo seliro, agar antar sesama tetap bisa saling menghargai dan menghormati. Mari kita tetap menjaga tali silaturahmi, agar antar sesama tetap saling mengenal, tidak ekslusive dan bisa berdampingan dengan siapa saja.Mari kita juga tetap mengedepankan musyarawah jika terjadi perbedaan pendapat. Dan mari kita kita tetap mengedepankan nilai-nilai keadilan dalam setiap ucapan dan perilaku. Nilai-nilai ini terkandung semua dalam Pancasila.

Indonesia memang sangat majemuk. Namun dibalik keberagaman yang ada, pada dasarnya semuanya satu. Orang Jawa, Kalimantan, Sulawesi ataupun Papua, merupakan orang Indonesia. Begitu juga dengan masyarakat yang memeluk agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha ataupun Konghucu, juga merupakan warga negara Indonesia.

Jika kita merasa menjadi orang Indonesia, semestinya kita bisa hidup bersama di tengah keberagaman. Dan untuk tetap bisa menjaga keberagaman itu, jangan lupakan Pancasila. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, terbukti mampu menyatukan semua keberagaman tersebut. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun