Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

TGB, Pemimpin Masa Kini dan Pentingnya Kesalehan Sosial

28 Februari 2018   07:49 Diperbarui: 28 Februari 2018   08:15 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratusan berita berseliweran di media massa yang kita konsumsi tiap hari. Ada orang gila yang secara serentak menyerang para ustad, kiai dan tokoh-tokoh agama. Ada tokoh masyarakat yang berlomba memberikan sumbangan kepada korban longsor dan disorot media. Ada beberapa kelompok saling klaim sebagai yang paling Pancasilais. 

Ada segolongan masyarakat mengaku paling dekat dengan Tuhan. Ada penyerangan tempat ibadah, Wuih, pokoknya isi kepala ini penuh sesak bahkan oleh berita yang tidak pernah tergambar sebelumnya.

Di tahun politik ini, arah pembicaraan apapun selalu menuju satu hal, pilpres atau pilkada. Tak heran bila orang kebanyakan pun mendadak jadi ahli politik atau pengamat sosial. Beberapa di antaranya mengomentari personal yang layak menjadi pemimpin rakyat. Lainnya mengatakan, kelompok tertentu layak menjadi mayoritas di negeri ini. Pokoknya kita semua mendadak dangdut bicara tentang politik tanah air.

Sayangnya, tidak banyak yang berbicara kriteria pemimpin yang layak memimpin suatu daerah atau bahkan negara kita. Siapapun dia, maka haruslah memiliki sifat-sifat dasar yang mampu memberikan manfaat terbesar kepada masyarakat luas. Pertama dia haruslah benar; benar berarti apa yang dilakukan dan dikatakan betul sesuai dengan kenyataan. 

Benar berarti perilaku dan tindakannya on the track. Nah, yang begini ini memang sulit, apalagi di tengah sorotan media massa yang bebas memberitakan apapun di negeri kita ini, perilaku yang betul saja bisa ditulis salah, apalagi yang kelihatan salahnya.

Kedua, bisa dipercaya. dia harus jujur. Ini jelas sulit, mana ada di antara kita yang bisa jujur 100%? Tapi jangan putus asa dulu. Jujur di sini memang sangat terkait dengan personalityseseorang, namun juga menyangkut kejujuran kolegial; senyampang bisa mempertanggungjawabkan kebenaran sebuah program atau tanggungjawab akan tugas yang diemban, maka seseorang ini layak kita sebut jujur.

Ketiga, menyampaikan. Seorang pemimpin haruslah bisa menyampaikan keputusan-keputusan penting yang berdampak kepada kepentingan masyarakat yang dipimpinnya. Ini juga tidak mudah, Apalagi jika mengenai kasus yang rumit, semisal berkenaan dengan rekanan, keluarga, pendukung politik. Tapi seorang pemimpin harus bisa menyampaikan hal yang benar meski pahit dan tidak boleh menyembunyikannya. Ini mungkin berkaitan dengan menjaga kepercayaan publik kepada pemimpinnya.

Keempat, cerdas. Ini bisa dengan mudah kita lihat di televisi atau media massa lainnya di negeri tercinta. Sayang seribu sayang, seringkali kecerdasan yang ada justru dipakai untuk mengelabuhi audien yang awam. Padahal lambat tapi pasti, pengelabuhan ini akan diketahui juga oleh para awam, sehingga ketika hal itu terjadi maka kepercayaan kepada si pemimpin akan lenyap.

Melihat kriteria yang dikumandangkan Tuhan ini, siapakah sosok yng layak menjadi pemimpin? Memang pilihannya tidak banyak. Tetapi menilik pemberitaan media setahun terakhir ini, salah satu sosok mulai nampak-bahkan sudah banyak didukung rakyat di kawasan Indonesia Barat hingga Timur, yakni Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang Dr H Zainul Majdi, M.A.@

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun