Mohon tunggu...
Halim Bumulo
Halim Bumulo Mohon Tunggu... profesional -

Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan, yg penting ada keseimbangan antara mengejar dunia dan akhirat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Burung Kecil Engga Enak Rasanya

26 Agustus 2010   19:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bekerja di luar negeri tidak selalu lebih baik daripada bekerja di negeri sendiri. Seorang pembantu rumah tangga menuturkan pengalamannya ketika kabur  dari rumah majikan. Sehabis Shalat subuh (sebut saja namanya Rahima), dengan alasan mau buang sampah Rahima keluar dari rumah majikannya. Ditangannya ada dua kantong keresek, yg satu isinya benar benar sampah dan yg satu lagi berisi beberapa pasang pakaian cadangan. Tanpa berbekal sepeser uang di tangan, Rahima nekat meninggalkan rumah karena sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan majikan perempuan yg terlalu kejam. Berjalan tak tentu arah karena memang Rahima tidak kenal betul dengan daerah dimana dia tinggal. Di tengah jalan, tiba tiba sebuah mobil putih berhenti menghadang jalannya. Rahima terpaksa berhenti. Seorang laki laki yg kira kira berumur empatpuluhan berkembangsaan Iran menyapahnya, "Ukhti, wen ruh ? (bahasa arab-artinya saudaraku (wanita) mau kemana). Jawab Rahima "aku mau ke Kedutaan Indonesia". "Ayo aku antarin" kata bapak itu. Karena tutur kata bapak itu dinilai Rahima begitu baik,maka tanpa pikir 2x, Rahima langsung masuk ke dalam mobil. Sebelum di bawah ke alamat yg diinginkan Rahima, bapak itu mengajak Rahima mampir dulu dirumahnya minum teh susu. Segelas teh susu habis begitu cepat di teguk Rahima. Setelah itu,giliran si bapak menikmati susu Rahima dan Rahima tak kuasa mempertahankan diri. Benteng Rahima dimasuki serdadu Iran. Rahima tak sanggup berontak karena dalam pikirannya selain sedang menikmati serangan serdadu Iran dengan senjatanya yg berukuran XXXL juga karena Rahima sudah ingin cepat cepat diantarkan ke tujuannya. Pertempuran selesai tapi keringat Rahima masih terus aja ngocor,kata Rahima "ini adalah pengalaman yg tak akan terlupakan,pahit tapi enak untuk dikenangkan". Sesampai di depan pintu Kedutaan RI, Rahima tidak diterima masuk dengan alasan tempat penampungan sudah penuh. Di tengah kebingungan seperti itu datang seorang sopir taxi berkembangsaan Banglades menawarkan jasa baiknya. Rahima di bawah kesebuah tempat (rumah) yg dia tak tahu dimana. Di tempat ini kembali Rahima harus berhadapan dengan serdadu Banglades. Sama seperti ketika Rahima harus bergumul dengan serdadu Iran, bedanya kali ini Rahima tidak sampai berkeringat karena senjata Iran berukuran XXXL sedang serdadu Banglades berukuran S- kecil. Kata Rahima "iiih,burung kecil  engga enak rasanya". Sejak saat itulah Rahima menjadi tawanan Sang Banglades yg kemudian sehari harinya harus melayani berbagai macam laki laki. Ada kerinduan di hati Rahima untuk lolos dari keterkungkungan ini dan ingin pulang kampung tapi apa daya kalaupun lolos dia sendiri engga tahu harus kemana.- Cerita ini hanyalah sepotong kisah seorang TKI yg aku jumpai di kantor Polisi di salah satu Negara di Timur Tengah. Pesan buat para TKI, hati hati,jangan lekas percaya kepada orang yg tidak kita kenal. Barangkali tutur katanya baik tapi dalam hatinya siapa tahu ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun