Kisah Pemilik Dua Kebun dalam Surat Al-Kahfi Ayat 32-44 adalah salah satu kisah yang mengandung pelajaran mendalam tentang kesombongan, kelalaian, dan ketergantungan kepada dunia, serta keutamaan tawakal dan syukur kepada Allah. Berikut adalah kisahnya secara rinci:
1. Pemberian Nikmat yang Berlimpah
Allah menceritakan tentang dua orang lelaki, salah satunya diberi dua kebun anggur yang luas dan subur, dikelilingi oleh pohon kurma, serta diapit oleh ladang yang menghasilkan hasil panen melimpah. Allah juga menyediakan sungai yang mengalir di antara kebun-kebunnya, sehingga tanahnya selalu subur.
Pemilik kebun ini hidup dalam kemewahan, memiliki banyak harta, dan lebih banyak anak dibanding orang lainnya. Kekayaannya membuatnya sombong dan lupa bahwa semua itu adalah pemberian Allah.
2. Kesombongan Pemilik Kebun
Suatu hari, pemilik kebun berbincang dengan sahabatnya yang lebih miskin. Dengan sikap sombong, ia berkata:
"Aku lebih banyak hartanya daripadamu dan lebih kuat pengaruhnya (dalam masyarakat)." (QS. Al-Kahfi: 34)
Ia kemudian memasuki kebunnya dengan penuh kebanggaan, merasa bahwa kekayaannya akan kekal dan tidak akan pernah hilang. Ia juga meragukan hari kiamat:
"Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya. Aku juga tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan datang. Dan seandainya pun aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapatkan tempat kembali yang lebih baik dari ini." (QS. Al-Kahfi: 35-36)
Ucapan ini menunjukkan kesombongannya dan kelalaiannya terhadap Allah, karena ia menganggap kekayaannya sebagai hasil usahanya sendiri, bukan karunia Allah.