Di beberapa mushaf Al-Qur'an, terutama dalam cetakan tertentu, terdapat ayat dalam Surat Al-Kahfi yang diberikan tinta merah atau tanda khusus. Frase yang dimaksud adalah:
(wa l-yatalaththaf) pada Surat Al-Kahfi ayat 19.
Apa Rahasianya?
-
Isyarat Keamanan dan Kewaspadaan
- Kata berarti "dan hendaklah ia berlaku lembut (hati-hati)".
- Dalam kisah Ashabul Kahfi, ketika salah satu dari mereka keluar dari gua untuk membeli makanan, ia diperintahkan untuk bersikap lembut, waspada, dan tidak mencolok agar tidak diketahui oleh penguasa zalim.
- Ini menjadi pesan bagi kaum Muslimin untuk selalu berhati-hati dalam situasi sulit.
Keistimewaan dalam Riwayat Mushaf
- Dalam beberapa riwayat mushaf, kata ini diberikan tinta merah atau tanda khusus sebagai penanda keistimewaan kata ini dalam konteks kewaspadaan dan kebijaksanaan.
- Sebagian ulama menafsirkan bahwa ini juga sebagai peringatan bagi pembaca Al-Qur'an untuk berhenti sejenak, merenungkan maknanya, dan memahami pentingnya kehati-hatian dalam hidup.
Tanda dalam Mushaf Madinah dan Mushaf Cetakan Klasik
- Mushaf Madinah dan beberapa mushaf cetakan Timur Tengah memberikan tanda khusus pada ayat ini untuk menggarisbawahi makna pentingnya.
Jadi, dalam Surat Al-Kahfi ayat 19 bukan sekadar kata biasa, tetapi memiliki pesan mendalam tentang kewaspadaan dan strategi dalam menghadapi ancaman. Ini adalah salah satu bentuk hikmah dalam Al-Qur'an yang mengajarkan keseimbangan antara tawakal dan usaha dalam menjalani kehidupan.
Kata berarti "dan hendaklah ia berlaku lembut (hati-hati)"...
Sama dengan frase kata yaa latiif..
Yang sering dijadikan wirid untuk maksud-maksud tertentu dalam berdoa.
Kata dalam Surat Al-Kahfi ayat 19 memang berasal dari akar kata (laafa) yang memiliki makna kelembutan, kehati-hatian, dan ketelitian. Ini memiliki hubungan makna dengan salah satu Asmaul Husna, yaitu (Al-Latf), yang sering diwiridkan dalam doa sebagai "Ya Latif".
Hubungan antara dan "Ya Latif"