Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah Inspiratif Dari Dunia Tasawuf Untuk Hikmah Dan Keimanan (Bagian 2)

28 Maret 2025   18:23 Diperbarui: 28 Maret 2025   21:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut lima kisah lain dari dunia tasawuf yang penuh hikmah dan sering diajarkan dalam kajian sufisme:

1. Kisah Bayazid Al-Busthami dan Anak Kecil

Suatu hari, Bayazid Al-Busthami, seorang sufi besar, melihat seorang anak kecil yang sedang membawa lilin menyala. Bayazid bertanya kepadanya, "Dari mana cahaya ini berasal?"
Anak itu meniup lilin tersebut hingga padam, lalu berkata, "Kalau begitu, katakan kepadaku, ke mana perginya cahaya ini?"
Bayazid terdiam dan menangis, karena ia menyadari bahwa pengetahuannya tentang Allah masih belum sempurna. Kisah ini sering digunakan dalam tasawuf untuk mengajarkan tentang keterbatasan akal dalam memahami hakikat Tuhan.

2. Kisah Syekh Al-Junaid dan Seekor Anjing

Syekh Junaid Al-Baghdadi pernah berjalan di pinggir kota Baghdad dan melihat seekor anjing lusuh mendekatinya. Syekh Junaid ingin menjauh, tetapi anjing itu berkata (dalam kisah hikmah ini), "Wahai Junaid, jika aku kotor, cukup air yang akan membersihkanku. Tapi jika hatimu kotor karena merasa lebih suci dariku, bagaimana engkau akan mensucikannya?"
Syekh Junaid menangis dan berkata, "Hari ini aku belajar dari seekor anjing tentang hakikat ketawadhuan."
Kisah ini mengajarkan bahwa orang yang benar-benar sufi tidak merasa lebih suci atau lebih tinggi dari makhluk lain.

3. Kisah Seorang Wali yang Mencari Manusia Terbaik

Dikisahkan seorang wali diperintahkan oleh Allah untuk mencari manusia terbaik. Ia pun mengelilingi negeri, bertemu dengan orang-orang saleh, ahli ibadah, bahkan ulama, tetapi tidak menemukan jawaban yang memuaskan hatinya.
Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pemabuk di pinggir jalan. Wali itu bertanya, "Apakah kau tidak takut kepada Allah?"
Pemabuk itu menangis dan berkata, "Aku tahu aku berdosa, tetapi aku tidak akan berhenti berharap kepada rahmat-Nya. Aku yakin Allah Maha Pengampun dan tidak akan meninggalkanku."
Wali itu akhirnya menyadari bahwa manusia terbaik bukan hanya yang tidak berdosa, tetapi yang selalu berharap kepada Allah dan tidak berputus asa dari rahmat-Nya.

4. Kisah Seorang Murid yang Ingin Menjadi Wali

Seorang murid datang kepada gurunya dan berkata, "Wahai Syekh, aku ingin menjadi wali Allah. Bagaimana caranya?"
Sang guru hanya tersenyum dan menyuruhnya untuk membawa sekeranjang buah lalu membagikannya ke pasar, tetapi dengan syarat: setiap kali ada orang yang mencacinya, ia harus memberikan satu buah.
Murid itu kembali dengan wajah muram. Ia berkata, "Ternyata sulit menerima cacian dengan ikhlas."
Gurunya menjawab, "Kalau begitu, bagaimana engkau ingin menjadi wali Allah, sedangkan hatimu masih tersinggung oleh ucapan manusia?"
Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya keikhlasan dan kesabaran dalam perjalanan menuju Allah.

5. Kisah Ibrahim bin Adham dan Seorang Pemuda yang Bermaksiat

Suatu ketika, seorang pemuda yang sering bermaksiat bertanya kepada Ibrahim bin Adham, "Syekh, aku ingin bertobat, tetapi selalu kembali berbuat dosa. Apa yang harus aku lakukan?"
Ibrahim menjawab, "Jika engkau masih ingin bermaksiat, lakukanlah di tempat yang bukan milik Allah."
Pemuda itu terdiam, lalu berkata, "Tetapi semua tempat adalah milik Allah."
Ibrahim berkata, "Kalau begitu, bagaimana engkau masih berani bermaksiat di tempat yang Allah kuasai?"
Pemuda itu menangis dan akhirnya benar-benar bertobat.
Kisah ini sering digunakan dalam tasawuf untuk mengajarkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Kesimpulan

Kisah-kisah ini mengandung hikmah tentang tawadhu (rendah hati), ikhlas, sabar, dan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Meskipun tidak selalu bersumber dari hadis sahih, kisah-kisah ini sering digunakan dalam pengajaran tasawuf untuk membangun spiritualitas dan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan Allah.

Jika Anda tertarik dengan kisah-kisah lain dari kitab tasawuf tertentu, saya bisa membantu mencarikan referensinya lebih lanjut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun