Ada banyak kisah dalam dunia tasawuf yang sering diajarkan di berbagai majelis, meskipun tidak selalu berasal dari hadis sahih tetapi tetap digunakan sebagai hikmah dan pelajaran dalam tasawuf Islam.Â
Berikut beberapa kisah terkenal:
1. Kisah Jibril dan Iblis
Dalam beberapa kitab tasawuf, termasuk Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, dikisahkan bahwa suatu ketika Jibril AS bertemu dengan Iblis setelah ia diusir dari surga. Jibril bertanya, "Apakah engkau masih berharap masuk surga?" Iblis menjawab, "Bagaimana mungkin aku berharap masuk surga, sedangkan aku telah diusir oleh Allah?"
Kemudian Jibril bertanya lagi, "Apakah engkau masih takut kepada neraka?" Iblis menjawab, "Bagaimana mungkin aku takut kepada neraka, sementara aku telah dikutuk oleh Allah?"
Jibril pun bertanya lagi, "Lalu apa yang kau inginkan?"
Iblis menjawab, "Aku hanya ingin menyesatkan anak cucu Adam agar mereka juga diusir dari rahmat Allah sebagaimana aku."
Kisah ini sering digunakan dalam tasawuf untuk menunjukkan hakikat tipu daya Iblis yang berusaha menyesatkan manusia melalui ego dan hawa nafsu.
2. Kisah Sufi Rabi'ah Al-Adawiyah
Rabi'ah Al-Adawiyah, seorang wali wanita dalam tasawuf, suatu hari terlihat berlari membawa obor di satu tangan dan ember air di tangan lainnya. Ketika ditanya apa yang ingin ia lakukan, Rabi'ah menjawab:
"Aku ingin membakar surga dengan obor dan memadamkan neraka dengan air, sehingga manusia menyembah Allah bukan karena takut neraka atau mengharap surga, tetapi karena cinta kepada-Nya."
Kisah ini sering dikutip dalam tasawuf untuk menekankan konsep mahabbah (cinta sejati kepada Allah) sebagai motivasi utama dalam ibadah.
3. Kisah Nabi Musa dan Ahli Maksiat
Diriwayatkan dalam beberapa kitab tasawuf, Nabi Musa AS suatu hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan siapa penghuni surga. Allah kemudian memberitahu Musa bahwa penghuni surga adalah seorang tukang jagal di pasar.
Dengan penuh penasaran, Musa mendatangi si tukang jagal dan melihat bahwa kehidupannya tampak biasa saja. Ketika Musa bertanya tentang amalannya, tukang jagal itu menjawab bahwa ia tidak memiliki amalan istimewa selain merawat ibunya yang sudah tua dan lemah.
Kemudian, ketika Musa kembali kepada Allah, Allah berfirman, "Karena baktinya kepada ibunya, Aku telah mengampuni dosanya dan menempatkannya di surga."
Kisah ini sering digunakan dalam tasawuf untuk menekankan keutamaan berbakti kepada orang tua sebagai jalan menuju keridhaan Allah.
4. Kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan Setan
Dikisahkan bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pernah mendapat bisikan dari makhluk gaib yang mengatakan, "Wahai Abdul Qadir, aku adalah Allah, dan sejak saat ini segala sesuatu yang haram bagimu menjadi halal."
Namun, Syekh Abdul Qadir langsung menjawab, "Pergilah wahai Iblis! Aku tahu bahwa Allah tidak akan pernah mengubah hukum-Nya dan tidak akan memberikan keistimewaan yang melanggar syariat."
Setan pun mengakui, "Wahai Abdul Qadir, dengan ilmumu engkau selamat dari tipu dayaku. Aku telah menyesatkan 70 wali sebelum engkau dengan cara ini."
Kisah ini sering diajarkan dalam tasawuf untuk menunjukkan pentingnya berpegang teguh pada syariat Islam meskipun seseorang telah mencapai maqam spiritual yang tinggi.