Kerajaan Saba’ dikenal sebagai negeri yang sangat subur dan makmur. Dalam Al-Qur'an, Allah menggambarkan kehidupan mereka yang penuh dengan kenikmatan dan rezeki yang melimpah. Namun, kesombongan dan kekufuran mereka terhadap nikmat Allah akhirnya berujung pada kehancuran negeri tersebut.
Allah berfirman:
"Dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir."
(QS. Saba’: 16-17)
Dalam ayat lain, Allah juga mengingatkan bahwa kemakmuran sebuah negeri bisa hilang jika penduduknya ingkar terhadap nikmat-Nya:
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan oleh azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim."
(QS. An-Nahl: 112-113)
Pelajaran dari Kisah Saba’
Jika kita merenungkan kisah kaum Saba’, kita akan menemukan suatu pelajaran besar: betapa sebuah negeri yang sangat subur dan makmur bisa berubah menjadi kering dan tandus akibat kesombongan dan keingkaran terhadap nikmat Allah.
Allah mengabadikan kisah kaum Saba’ dalam Al-Qur'an dengan menamai salah satu surat dengan nama mereka, yaitu Surat Saba’, sebagai pengingat bagi seluruh umat manusia agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Indonesia, yang sering disebut sebagai "Jamrud Khatulistiwa", adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam. Kesuburannya digambarkan dengan ungkapan, "Tongkat yang dibuang ke tanah pun bisa tumbuh menjadi pohon." Namun, apakah kita telah benar-benar mensyukuri nikmat tersebut?
Jangan sampai kita mengulangi sejarah kaum Saba’, yang kehilangan semua kemakmuran mereka akibat kufur nikmat. Mari kita menjaga negeri ini dengan rasa syukur, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama agar keberkahan selalu menyertai kita.
Allah mengingatkan dalam firman-Nya: