Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Saja Beda Sakit Fisik Dan Sakit Kejiwaan.

23 Maret 2025   12:07 Diperbarui: 23 Maret 2025   12:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Antara sakit fisik dan sakit kejiwaan (halodoc.com)

Sakit Fisik: Lebih Mudah Dirasakan oleh Penderitanya

Sakit fisik umumnya memiliki gejala yang nyata dan langsung dirasakan oleh individu yang mengalaminya, seperti nyeri, demam, atau kesulitan bergerak. Karena sensasi sakit berasal dari sistem saraf, penderita bisa langsung mengidentifikasinya. Orang lain bisa melihat tanda-tanda eksternal (misalnya wajah meringis, pincang, atau adanya luka), tetapi rasa sakit yang sebenarnya hanya diketahui oleh penderita.

Sakit Kejiwaan: Sering Lebih Terlihat oleh Orang Lain

Sebaliknya, sakit kejiwaan sering kali tidak langsung disadari oleh penderitanya, terutama dalam kasus gangguan mental yang berkembang secara perlahan.

  • Penderita bisa merasa "baik-baik saja," padahal orang lain melihat adanya perubahan sikap, emosi, atau perilaku yang mengkhawatirkan.
  • Misalnya, seseorang dengan depresi mungkin merasa bahwa hidupnya normal, tetapi orang-orang di sekitarnya melihatnya kehilangan semangat, menarik diri dari pergaulan, atau menunjukkan tanda-tanda kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulu disukai.
  • Gangguan seperti skizofrenia atau bipolar bisa menyebabkan penderita menyangkal kondisinya, sementara keluarga dan teman melihat perubahan yang signifikan.

Namun, Ini Tidak Selalu Mutlak

Ada juga kasus di mana seseorang menyadari sakit kejiwaannya, tetapi orang lain tidak menyadarinya. Misalnya, seseorang dengan gangguan kecemasan bisa merasa sangat tersiksa oleh pikirannya sendiri, tetapi orang lain melihatnya sebagai orang biasa yang tampak baik-baik saja.

Sebaliknya, ada sakit fisik yang tidak terlalu terasa oleh penderita, tetapi terlihat jelas oleh orang lain. Contohnya:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak menyebabkan gejala langsung, tetapi orang lain melihat penderitanya mudah marah atau cepat lelah.
  • Diabetes yang awalnya tidak terasa, tetapi orang lain melihat perubahan berat badan atau kulit yang mudah terluka.

Kesimpulan

Sakit fisik lebih mudah dirasakan oleh individu, sedangkan sakit kejiwaan sering lebih terlihat oleh orang lain sebelum disadari oleh penderitanya sendiri. Namun, dalam banyak kasus, kombinasi antara kesadaran diri dan pengamatan dari lingkungan sangat penting untuk mendeteksi dan menangani baik sakit fisik maupun sakit kejiwaan secara efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun