Setelah sekian lama bergerilya, Tan Malaka akhirnya ditangkap oleh pasukan TNI di bawah komando Kolonel Sabarudin di Kediri. Ia dieksekusi tanpa pengadilan oleh tentara Indonesia sendiri pada Februari 1949, atas perintah pihak militer yang pro-pemerintah Soekarno.
Kematian Tan Malaka adalah ironi besar dalam sejarah Indonesia, karena seorang pejuang kemerdekaan akhirnya dibunuh oleh negaranya sendiri.
Kesimpulan
Tan Malaka dan Soekarno sama-sama pejuang kemerdekaan, tetapi memiliki perbedaan besar dalam strategi, ideologi, dan cara membangun negara.
- Tan Malaka menolak diplomasi dan ingin perang total, sementara Soekarno lebih memilih jalur negosiasi untuk mempertahankan kemerdekaan.
- Tan Malaka mengusung sosialisme yang radikal, sedangkan Soekarno memilih Demokrasi Pancasila yang lebih moderat.
- Tan Malaka ingin negara berbasis tentara rakyat, sedangkan Soekarno membangun tentara nasional yang profesional.
- Tan Malaka akhirnya ditangkap dan dibunuh oleh tentara Indonesia sendiri pada tahun 1949, sebagai bagian dari konflik internal pasca-kemerdekaan.
Meskipun mereka berseberangan dalam strategi politik, Tan Malaka tetap dihormati sebagai pahlawan nasional, dan banyak pemikirannya yang tetap relevan dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI