Mengapa Biaya Politik Tidak Menjadi Masalah?
✅ Fokus Negara Bukan pada Pemilu, tetapi Bertahan Hidup
- Di negara-negara ini, perang dan konflik internal lebih dominan dibandingkan dengan politik elektoral, sehingga biaya politik menjadi tidak relevan.
- Pemilu sering kali ditunda atau hanya formalitas untuk mempertahankan penguasa yang ada.
✅ Tidak Ada Sistem Politik yang Stabil
- Dalam situasi perang saudara atau konflik berkepanjangan, tidak ada partai politik besar yang bisa mengumpulkan dana untuk kampanye besar-besaran.
Dampak:
❌ Kekacauan politik berkepanjangan karena tidak ada sistem pemerintahan yang stabil.
❌ Rakyat tidak punya suara dalam politik, karena pemilu sering kali tidak diadakan atau dikendalikan oleh kelompok bersenjata.
❌ Korupsi ekstrem, di mana dana politik sering berasal dari aktor luar negeri atau kelompok bersenjata.
Kesimpulan: Politik Murah, Tapi Demokrasi Terbatas
Dibandingkan dengan negara seperti Indonesia, biaya politik di Timur Tengah secara umum jauh lebih rendah karena:
1️⃣ Banyak negara tidak memiliki pemilu langsung, terutama monarki absolut seperti Arab Saudi dan UEA.
2️⃣ Di negara yang memiliki pemilu, aturan sangat ketat dan media dikontrol oleh pemerintah, sehingga tidak ada biaya iklan politik besar-besaran.
3️⃣ Pendanaan politik sering kali berasal dari negara atau elite berkuasa, bukan dari kampanye publik seperti di negara demokrasi liberal.
Namun, politik yang murah di Timur Tengah sering kali berarti keterbatasan dalam demokrasi. Rakyat tidak bisa bebas memilih pemimpin mereka, dan kekuasaan cenderung tetap berada di tangan elite yang sama. Jadi, meskipun biaya politik rendah, konsekuensinya adalah kurangnya transparansi dan kebebasan politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI