Kapan Tidak Wajar?
- Jika flexing berubah menjadi sombong dan membuat mereka meremehkan orang lain yang belum sukses.
- Jika flexing dilakukan dalam konteks yang tidak pantas, misalnya saat rekan satu profesi sedang mengalami kesulitan ekonomi.
4. Pelaku Bisnis & Brand Owner
Mengapa Wajar?
- Flexing dalam bisnis sering digunakan sebagai strategi marketing untuk menunjukkan kesuksesan sebuah brand.
- Bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan dan membuat bisnis terlihat lebih meyakinkan.
- Contoh: Pemilik brand fashion yang sering memamerkan koleksi pakaian mewahnya untuk meningkatkan citra eksklusif produknya.
-
Kapan Tidak Wajar?
- Jika flexing dilakukan dengan cara menipu atau manipulatif, misalnya berpura-pura kaya hanya untuk menarik pelanggan.
- Jika berlebihan sehingga menimbulkan citra negatif dan tidak autentik.
Apakah Wajar Jika Pejabat Publik dan Pemimpin Melakukan Flexing?
Flexing oleh pejabat publik, pemimpin negara, atau tokoh masyarakat adalah isu sensitif karena mereka memiliki tanggung jawab terhadap rakyat atau masyarakat yang mereka pimpin.
Secara umum, pejabat publik sebaiknya menghindari flexing, terutama jika:
- Negara atau masyarakat sedang mengalami krisis ekonomi atau sosial.
- Sumber kekayaan mereka berasal dari uang rakyat (APBN/APBD).
- Flexing mereka menimbulkan kesenjangan sosial yang mencolok.
Namun, ada beberapa kondisi di mana flexing oleh pejabat publik masih bisa diterima:
1. Pejabat yang Mempromosikan Produk Lokal atau Pariwisata
- Jika flexing dilakukan untuk memajukan ekonomi daerah atau negara.
- Contoh: Seorang gubernur memamerkan produk UMKM daerahnya di media sosial untuk mendukung perekonomian lokal.
- Wajar, karena tujuannya bukan pamer kekayaan pribadi, melainkan meningkatkan ekonomi masyarakat.
2. Pemimpin yang Menunjukkan Prestasi untuk Membangun Kepercayaan Publik
- Jika flexing dilakukan untuk menunjukkan pencapaian yang membawa manfaat bagi rakyat.
- Contoh: Seorang menteri menunjukkan keberhasilan proyek infrastruktur atau investasi asing yang berhasil ia bawa ke negara.
- Masih bisa diterima, karena flexing ini bertujuan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya.
3. Pejabat Publik yang Sukses secara Pribadi & Transparan dalam Kekayaannya
- Jika seorang pejabat memang sudah kaya sebelum menjabat dan mendapatkan kekayaannya dari sumber yang jelas.
- Contoh: Seorang pejabat yang sebelum masuk ke pemerintahan sudah menjadi pengusaha sukses, lalu memamerkan gaya hidup mewahnya.
- Masih bisa diterima, asalkan transparan dan tidak menggunakan fasilitas negara untuk flexing.