Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Flexing vs Sombong Dalam Perspektif Sudut Pandang Agama, Ilmu Kejiwaan dan Spiritual

20 Februari 2025   08:02 Diperbarui: 20 Februari 2025   08:38 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Joss co.id)

b. Ego dan Nafsu (Hawa Nafsu dalam Islam & Ahamkara dalam Hindu-Buddha)

  • Flexing sering muncul karena dominasi ego dan nafsu.
  • Dalam Islam, tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) mengajarkan pentingnya mengendalikan hawa nafsu agar tidak diperbudak oleh dunia.
  • Dalam Hindu, konsep Ahamkara (keakuan berlebihan) adalah penghalang menuju moksha (pembebasan spiritual).

B. Sombong dalam Spiritualitas

a. Kesombongan sebagai Sumber Kehancuran (Iblis dalam Islam & Lucifer dalam Kristen)

  • Dalam Islam, kesombongan adalah dosa pertama yang dilakukan oleh Iblis ketika menolak sujud kepada Adam karena merasa lebih unggul.
  • Dalam Kristen, Lucifer jatuh karena kesombongan ingin menyaingi Tuhan.
  • Ini menunjukkan bahwa kesombongan adalah penghalang utama menuju kesempurnaan spiritual.

b. Annihilation of the Self (Fana dalam Sufisme, Nirvana dalam Buddhisme, Keheningan dalam Taoisme)

  • Dalam berbagai tradisi mistik, kebalikan dari sombong adalah meleburkan ego dan kesadaran diri dalam keagungan Tuhan atau alam semesta.
  • Dalam Sufisme, konsep fana' (melebur dalam Tuhan) mengajarkan bahwa kesombongan berasal dari lupa bahwa semua berasal dari Tuhan.
  • Dalam Buddhisme, kesombongan adalah ilusi yang harus diatasi untuk mencapai Nirvana.

c. Sombong Menghambat Kesadaran Spiritual

  • Kesombongan membuat seseorang tidak bisa menerima kebenaran, seperti disebut dalam hadis Rasulullah :

    "Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Muslim)

  • Dalam tradisi Zen, kesombongan adalah bentuk "pikiran yang tertutup" yang menghalangi kebijaksanaan sejati.

Kesimpulan (2)

Flexing bisa menjadi gerbang menuju kesombongan jika tidak dikendalikan.
Jika dilakukan tanpa kesadaran spiritual, flexing bisa membuat seseorang semakin terikat pada dunia dan kehilangan ketenangan batin. Namun, jika seseorang flexing tanpa kesombongan, hanya untuk berbagi atau memotivasi, itu masih bisa diterima.

Sebaliknya, sombong adalah penyakit hati yang harus dihindari karena membuat seseorang tidak bisa melihat kebenaran dan menghalangi perjalanan spiritualnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun