Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru di MTsN 4 Kota Surabaya sejak tahun 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka membaca dan menulis apa saja untuk dibagikan kepada orang lain dengan harapan bisa memahami dan mengerti kalau mau menerapkan apa yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kegelisahan Hidup Tukang Tambal Ban

19 Oktober 2022   11:20 Diperbarui: 19 Oktober 2022   11:24 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tukang tambal ban (detik.com)

Dicari diantara kumpulan TAHAJJUD juga tak ada. 

Dicari diantara kumpulan PUASA Sunah ya sama sekali tidak ada. 

Dicari diantara kumpulan SEDEKAH juga tak kelihatan batang hidungmu. 

Dicari diantara kumpulan TADARUSAN Qur'an, sampeyan juga tak nampak di sana. Dicari diantara kumpulan orangorang yang UMROH, niat pun sampeyan tidak punya," lanjut Ustad.

Cak Mad, tukang tambal ban itu diam menunduk, ia merasa seperti ada sesuatu yang menohok relung hatinya.

Pak Ustad melanjutkan..."Sampeyan dicari Allah SWT diantara orangorang yang tepat waktu SALATNYA, sampeyan juga tak ada. Malah salat sampeyan kerjakan paling belakang dibanding aktivitas lainnya. Memangnya siapa yang ngasih waktu dan umur pada sampeyan?? nasihat Ustad.

Kemudian ustad melanjutkan..."Dicari diantara Ahli SHOLAWAT pun tak ada. Dicari diantara yang MENUNTUT ILMU (agama/pengajian/ta'lim), Ya sama sekali tidak ada! Dicari diantara orang yang mengamalkan dan menegakkan SILATURRAHIM, sampeyan tidak ada juga sampeyan sok sibuk... sok repot... ngutakngatik yg kurang manfaat. Terus Allah SWT mau mencari sampeyan di mana lagi? Coba sampeyan beritahu..!" tambah Ustad.

Cak Mad diam. Tangannya yang sejak tadi mencari paku yang ada di ban dalam sepeda pak Ustad mendadak berhenti

"Bicaralah... Ayo ngomong, jangan diam aja sekarang', "ucap Pak Ustad

Maka menangislah Cak Mad si tukang tambal ban, sambil mengusap air matanya yang bercucuran, seperti cucuran air hujan yang meresap lewat genteng bocor, ia lalu berkalikali mengucapkan istighfar.

"Astagfirullahaladzim ya Allah Ustad....saya tobat    saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun