Semua hal yang sifatnya urgensi di dunia kerja, membutuhkan sebuah metode untuk mengatasinya. Banyak orang menyebutnya metode pemecahan masalah.
Pada tulisan pendek ini, saya menyebut kesabaran sebagai sebuah metode analisis yang sangat tajam, digunakan oleh semua pekerja untuk mengatasi konflik, pengambilan keputusan, dll.
Kesabaran adalah kemampuan dasar setiap individu. Di dunia kerja, individu yang sabar mendidik mental mereka menghadapi berbagai persoalan rumit.
Sikap sabar merupakan cerminan perilaku baik dari seorang dan mampu menciptakan suasana tenang dalam situasi apapun. Sejumlah pertimbangan-pertimbangan dilakukan oleh seorang agar kreativitas dari kerjanya tidak terganggu.
Kesabaran pada diri seseorang menciptakan daya konsistensi yang sangat tinggi untuk menghadapi suatu masalah. Pada realita hidup, kesabaran dengan konsistensi yang tinggi membawa banyak orang ke posisi paling tinggi yang dia inginkan.
Di posisi yang tinggi inilah, bukan hanya jiwa manusia terlatih tetapi juga diuji menjadi sangat keras dalam menghadapi persoalan hidupnya, terutama di dunia kerja.
Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan sabar itu bertahan terhadap sesuatu atau tidak terburu-buru, kurang lebih definisinya demikian.
Studi Ilmiah (1) Seorang dosen dan peneliti Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada dalam sebuah jurnal psikologi vol. 38 ( 2011), dengan Tema ( Sabar; Sebuah Konsep Psikologi). Subandi mengemukakan kesabaran dalam perspektif psikologi kajian agama. Kesabaran, menurut Islam adalah penolong. Penolong yang dimaksud sebagai metodologi pemecah semua problem hidup yang terjadi.
Perspektif yang sama, kesabaran menurut agama Budha adalah sikap pengendalian diri. Agama Kristiani menyebut sabar atau kesabaran merupakan sikap gigih. Selanjutnya, Agama Hindu dalam perspektif ajarannya, sabar atau kesabaran merupakan pengendalian diri.
Meskipun sabar atau kesabaran dalam beberapa perspektif ajaran agama memiliki makna yang berbeda, secara psikologi sangat dekat ilmu perilaku yang secara spesifikasi mengkaji kesabaran setiap individu.
Maka dapat kita simpulkan bahwa kesabaran merupakan tindakan atau sikap positif yang dianjurkan untuk dilakukan dalam kehidupan agar manusi dapat terhindar dari masalah hidupnya.
Studi yang dilakukan oleh Subandi dkk peneliti Fakultas psikologi di Universitas Gadjah Mada, juga di tulis dalam sebuah Artikel IndoPositive (2) dengan tema "Pengertian Konsep Sabar dalam Psikologi: 7 Hal Ini Bukti Kesabaranmu" Subandi dkk dengan melakukan wawancara kepada kurang lebih 90 mahasiswa psikologi.
Studi dengan metode wawancara itu, mereka menemukan 7 (Tujuh) poin tentang konsep sabar alam psikologi setelah mereka melakukan verifikasi dengan menganalisis hasil studinya.
Tujuh poin konsep sabar itu antara lain : pengendalian diri, sikap bertahan dalam situasi sulit, perilaku menerima kenyataan, sikap berpikir panjang, gigih atau tidak putus asa, tenang dan memaafkan.
Selanjutnya, tujuh poin ini dirumuskan secara lebih spesifik menjadi 5 (lima) poin untuk mengetahui kesabaran seseorang. Studi ini mencari serta mengukur sejauh mana kesabaran seseorang, dalam arti 90 mahasiswa psikologi yang diwawancari memiliki sikap kesabaran atau tidak.
Lima poin penting dari studi ini setelah dianalisis lebih dalam oleh para peneliti tersebut adalah pengendalian diri, ketabahan, kegigihan, ikhlas dan tenang.
Dapat kita menarik definisi kesabaran merupakan sikap seorang individu dalam mengendalikan diri dengan sabar, dengan mental yang kuat agar mampu ikhlas terhadap sesuatu hal yang dihadapi.Â
Jurnal ilmiah dalam sebuah buletin psikologi (3). Studi yang berbeda tentang Ilmu perilaku atau bagian dari ilmu psikologi ini juga dilakukan oleh Subhan El Hafiz seorang psikolog UHAMKA dan rekannya.
Sabar menurut El Hafiz dkk dalam studinya menjelaskan bahwa konsep kesabaran mengacu pada kompetensi atau kemampuan seseorang dalam menjalan nilai sabar di kehidupannya.
Penelitian dilakukan pada tahun 2013, dan dengan mengkonsep kan kesabaran merupakan kemampuan seorang untuk menahan emosi, pikiran, perkataan dan perilaku.
Studi lain dari El Hafiz dkk juga dilakukan pada tahun 2015, menyorot bagaimana peran kompetensi kesabaran dalam meningkatkan emosi pada remaja.
El Hafiz dkk menemukan bahwa secara peran, kompetensi kesabaran dalam kematangan emosi remaja sangat signifikan meskipun pola asuhnya remaja itu secara otoriter.
Dari studi ini, dapat disimpulkan bahwa kesabaran sangat besar perannya pada setiap individu dalam mengontrol dirinya. Terutama di dunia kerja yang penuh dengan konflik, baik itu personal, kelompok atau lebih besar lagi organisasi kerjanya.
Kesabaran menurut hemat saya, dalam lingkungan kerja sangat dibutuhkan. Kerena kesabaran merupakan kompetensi dan sekaligus potensi diri pada setiap individu yang bekerja, diharapkan dapat mengontrol diri sendiri, selain dikontrol oleh sejumlah aturan dalam pekerjaannya.
Peran kesabaran sangat penting dan positif jika perilaku ini diterapkan dalam kehidupan kerja kita setiap hari.
Seperti biasanya, setiap organisasi kerja memiliki situasi dan kondisi berbeda-beda. Konflik dan problem menjadi hidangan pokok dalam dunia kerja. Mental, dan pikiran yang kritis tertumpuk seperti tumpukan rongsokan tak punya harga jika setiap individi kerja tidak memiliki kesabaran.
Saya sepakat dengan apa yang di sampaikan oleh El Hafiz dkk dalam studi mereka bahwa sangat signifikan pengaruh kesabaran terhadap diri remaja.
Dunia kerja, lebih di dominasi oleh remaja yang telah kelar dalam tahun studinya disejumlah perguruan tinggi baik swasta maupun negeri.Â
Pekerja remaja yang mendominasi lapangan kerja ini dituntut untuk jadi pekerja yang rasional, dan mampu mengendalikan diri menghadapi situasi kerjanya.
Situasi kerja di kehidupan yang penuh dengan pengontrolan, serta tekanan-tekanan baik waktu dan energi membutuhkan individu yang selalu berpegang pada nilai rasional dalam sejumlah tanggungjawab.
Untuk mendukung nilai-nilai rasional dalam pengambilan sebuah keputusan dari tanggungjawab, kesabaran merupakan metode ampuh dan sangat mumpuni. Kesabaran mampu mengendalikan ruang konflik yang tidak lagi kondusif.
Ide-ide kreatif individu di dunia kerja tidak lagi berfungsi seperti biasanya kalau tidak memiliki dasar kesabaran sebagai manusia sosial.
Di kehidupan sosial pada umumnya tentu berbeda dengan kehidupan di tempat kerja. Perbedaannya dapat terlihat ketika wawasan individu berkembang dan berubah secepat perubahan itu terjadi.
Ada beberapa kemungkinan dari salah menanggapi dan merespon perubahan. Kemungkinan terbesarnya merupakan konflik berantai yang mempengaruhi iklim dan juga individu di tempat kerja.
Lalu, bagaimana cara untuk mengetahui bahwa setiap individi memiliki kesabaran di dunia kerja?
Kesabaran tidak dapat jelaskan dengan lebih baik oleh orang yang tidak memiliki sifat dan perilaku baik.Â
Rasa sabar, tidak punya ruang untuk di konsultasikan seperti gangguan kesehatan pada umumnya. Sebab kesabaran merupakan sifat yang erat dengan perasaan manusia.Â
Oleh karena itu, kesabaran sering diidentikkan dengan tidak gegabah atau tidak tergesa-gesa dalam bertindak.
Tidak semua individu yang dewasa dalam sikapnya memiliki sifat kesabaran. Tidak juga semua orang yang berpikir positif bisa bersabar. Tetapi, individu yang bersabar, kuat kesabarannya sudah tentu dewasa dalam berpikir dan memiliki sikap positif.
Pada umumnya, cermin dari kesabaran akan terlihat pada setiap individu yang tenang dan sangat sopan dalam lingkungan kerja. Individu yang demikian mampu mengatasi problem dengan mencari solusi secara terbuka tanpa melibatkan emosional.
Pentingkah Kesabaran di dunia kerja?
Dipastikan jawabannya adalah sangat-sangat penting. Sebab, orang dengan tingkat kesabaran yang tinggi akan terhindar dari tekanan-tekanan dan stres karena beban kerja.
Memiliki beban kerja, seperti tekanan aturan, atau tanggungjawab yang gagal akan mengorek sisi mentalnya sehingga mempersempit ruang komunikasi antar individu.
Pengaruh sempitnya ruang komunikasi berdampak pada putusnya hubungan komunikasi dengan kolega atau dalam pengambilan keputusan.
Beberapa kasus kecil di dunia kerja, melibatkan individi karena merosotnya hubungan kerja, ketidaknyamanan dan merasa tidak lagi membutuhkan dukungan dari semua orang di tempat kerja.
Yang lebih serius lagi kasusnya, tanpa kesabaran. Banyak individu bertindak tanpa hati-hati sehingga dampak besar mempengaruhi situasi kerja, bahkan berakhir kehilangan kesempatan kerja dll.
Di tempat saya bekerja, sangat jelas sikap sabar ini diasah sebagai kompetisi dasar. Karena setiap pekerjaan di waktu yang berbeda, bertemu dengan individu berbeda, tempat dan ruang yang berbeda.
Jadi kesabaran di lapangan sebagai komunikator sangat terbantukan. Selain itu, kesiapan mental untuk mengurangi stres ketika terjadi kegagalan atau ada hambatan kerja.
Saya sangat percaya, kesabaran sebagai dasar dari sikap individu membuat saya lebih nyaman berkomunikasi dengan orang-orang baru di lingkungan dan situasi berbeda.
Sejauh ini, dalam pengalaman pribadi saat bekerja tidak lagi bersandar pada sikap sabar, terjadi lah resiko yang sangat merugikan, terutama peluang untuk berhasil sangatlah kecil kemungkinannya.
Sering saya temukan adalah hubungan kerja yang tidak efektif, baik itu di lapangan atau di tubuh organisasi kerja secara formal dan non formal. Sebagian individu bisa kehilangan focus kerja jika komunikasi antar sesama mulai renggang.
Ketika orang-orang disekitar tidak lagi nyaman, secara iklim organisasi tidak lagi rileks dan sangat mempengaruhi psikologi semua orang dilingkungan kerja. Hal inilah, membuat kesabaran sangat bermanfaat dan dibutuhkan ketika melakukan suatu pekerjaan.
Selain itu, kita melihat pentingnya kesabaran di dunia kerja ini memberikan banyak manfaat. Jika semua individu bekerja dengan mengandalkan kesabaran, tingkat stres pun bisa terkontrol karena semua orang memiliki pikiran positif.
Orang positif selalu terbuka, membuka diri untuk berkomunikasi, sharing hal-hal baru baik itu pekerjaan atau hal privasi dan pengalaman lainnya. Kesabaran membuat individi mampu mengendalikan diri dan meningkatkan produktivitas kerjanya.
Dengan begitu, tujuan organisasi kerja akan tercapai, karena lingkungan kondusif suatu tempat kerja akan menciptakan kesejahteraan bagi individu pekerja tersebut.
Sebelum menutup tulisan pendek ini, ada beberapa hal yang harus pembaca hindari di dunia kerja jika ingin menjadi individu yang sabar di tempat kerja.
Pertama, Kontrol emosi diri
Kesabaran memiliki musuh terbesarnya adalah emosi. Jika di dunia kerja, emosional sudah terganggu, individi akan kehilangan kontrol dan berdampak pada diri sendiri maupun tempat dia bekerja. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kecerdasan emosional.
Kedua, Latih bersabar
Kesabaran juga perlu dilatih, sama seperti halnya emosional. Setiap individu selain bekerja, mereka harus mampu melatih kesabaran mereka untuk jadi individu penyabar di lingkungan kerja.
Sebab, lingkungan kerja dengan beragam orang dari banyak suku, ras dan agama membuat kondisi dan situasi kerja sedikit jauh berbeda dengan lingkungan keluarga.
Jika kita tidak terbiasa untuk melatih kesabaran, sudah jelas emosional kita terganggu dengan datangnya sejumlah perubahan yang terjadi di dunia kerja kita. Kesabaran yang terlatih membuat kita dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Ketiga, Hindari semua hal yang membuat kita emosi
Banyak hal di tempat kerja terus terjadi seiring waktu, terkadang individu di tempat kerja sering dibenturkan oleh sejumlah problem yang berefek pada ketidaksabaran.
Untuk mampu menghadapi sejumlah masalah itu, sebagai individu ditekan untuk mampu mengidentifikasi semua hal yang memicu dan memancing kesabaran individu di tempat kerja.
Jika semua hal yang memicu emosi dan berefek pada ketidaksabaran ini dapat diidentifikasi oleh setiap individu. Maka, komunikasi individi pun menjadi steril dan berkualitas.Â
Dengan begitu, sistem komunikasi sesama individu dan lingkungan menjadi sistem komunikasi yang positif dan efektif.
Keempat, Selalu bersikap positif
Ada dua hal yang perlu dijaga untuk membuat komunikasi antar setiap individu menjadi komunikasi positif adalah menjadi pendengar yang baik dan bertanya dengan sikap yang baik.
Biasanya dua hal ini, sering dijadikan sebagai metode pemecah masalah dalam berkomunikasi. Untuk melakukan dua hal ini dengan baik, tidak terlepas dari bagaimana individu di tempat kerja meningkatkan rasa menghargai antar sesama.
Tingkat menghargai antar sesama merupakan cerminan tingkah laku yang baik. Secara proaktif, individu harus melakukan pendekatan secara personal saat berkomunikasi.
Di tempat kerja, ketidaksabaran dapat membentuk perilaku dan pola pikir menjadi negatif. Sehingga individu tidak lagi produktif dalam pekerjaannya.
Dari beberapa hal yang harus dihindari ini, serta studi yang dilakukan dalam bahasan ini dapat kita konsepkan pemikirannya seperti demikian.Â
Bahwa, peran penting kesabaran individi di dunia kerja dapat diatasi jika setiap individu mampu mengatasi konflik internal, maupun eksternal dengan cara-cara yang bijak.
Kesabaran secara substansinya merupakan inti dan kunci dari suatu komunikasi individu dan organisasi kerja. Kesabaran juga merupakan akomodasi kebutuhan komunikasi untuk meredam konflik yang terjadi, demi kepentingan bersama dalam sebuah gagasan tujuan organisasi.
Demikian sedikit ulasan tentang penting kesabaran untuk mengatasi konflik yang terjadi di dunia kerja, dan tulisan ini merupakan bagian dari pengalaman yang ingin saya bagikan dengan tujuan yang baik untuk mengasah potensi menulis.
Terima kasih, semoga tulisan pendek ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Pustaka :
1). Subandi, (2011) "Sabar; Sebuah Konsep Psikologi, Fakultas PSikologi, Universitas Gadjah Mada
3). Studi : Psikologi Kesabaran (Subhan El Hafiz)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H