Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bukan Petani Sungguhan, Cerita Menanam Untuk Merawat Pikiran (Seri II)

8 April 2021   10:19 Diperbarui: 8 April 2021   10:33 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini Artikel lanjutan dari Seri I, Baca di sini : Seri I

Hal ini menandakan bahwa tidak semua orang bisa menanam dengan baik meskipun punya bekal dari kecil karena latar belakang orang tuanya, disamping banyak metode yang dia kantongi. Gagal dalam hal menanam adalah hal biasa buat petani professional, petani sungguhan. Gagal menanam untuk petani yang bukan sungguhan dan bukan petani biasa adalah kesalahan luar biasa

Gagal merawat tanaman sayuran dibagian belakang karena terbuka, meskipun dibagian teras belakang sudah di pasangi kerangkeng kawat. Monyet menyerang sejadi-jadinya. Untung saja tanaman sayuran ini terpisah. Di bagian belakang, sawi hamper semuanya di lahap monyet. Ini hal yang paling menyakitkan. Disini, monyet adalah satwa lindung, tetapi sangat membosankan.

Jangankan sayuran, bunga didalam pot saja di bawa pergi bunganya. Tersisa hanya pot kosong tergeletak diteras rumah. Itu bagian lain dari cerita saya. Nanti saya akan tulis lagi hama terjahat untuk semua jenis tanaman di batam adalah monyet, menyebalkan.

Sampai menuju awal desember 2020, tugas memanggil. Sebagai seorang yang nganggur, mendapat tugas jalan-jalan adalah hal paling istimewa. Malamnya langsung prepare, paginya take off. Sebelum berangkat, saya terakhir menyapa tanaman saya sambil gumam aja, saya akan balik secepatnya. Menurut waktu tugas yang saya dapat hanya 4 hari, okelah, tancap gas tanpa pikir Panjang. Terbanglah dari batam ke Jakarta, makasar dan tiba di ternate.

Menyelesaikan yang telah ditugaskan, dan singkat cerita waktu target 4 hari menjadi 1 bulan. Isi kepala saya hanya tertuju pada mereka yang saya rawat selama beberapa bulan ini. Waktu masih rutin rawat saja terdapat beberapa masalah, apalagi tinggal dalam waktu sebulan, dan pasrah.

Kelar menyelesaikan tugas/urusan pekerjaan di ternate, buru-buru ambil tiket ternate-jakarta-batam, dan terakhir konfirmasi. Saya harus singgah dulu di Jakarta selama 3 hari untuk melanjutkan urusan/tugas kerja baru. Harus ke daerah bandung setiba dari ternate. Huh, menguras tenaga. Beginilah, ketika kita hanya pengangguran tidak seperti mereka yang sudah bekerja. Kapan dan dimana saja ketika ada kerjaan, pasti diambil. Dua hari berjalan, jakarta bandung dan kelarlah sudah.

Saya harus segera ke batam kalau tugas kerja saya sudah selesai. Mengapa saya sangat buru-buru balik ke batam?

Tiket sudah ada untuk penerbangan siang, tanpa banyak hal yang harus dipikirkan saat itu, hanya tanaman yang melintasi pikiran. Bisa dibayangkan, dua sampai tiga kali disiram dalam sehari, sedangkan untuk waktu satu bulan di tinggalkan. Potensi selamat dari keterpurukan karena kekurangan air dan kekeringan adalah 1%. Itu prediksi terekstrim yang pernah ada dalam kepala saya,

Selain itu, di batam bukan tanaman biasa melainkan bagian dari pikiran saya yang sudah saya tanam. Kalau tidak ada yang merawat, bagaimana resiko pikiran saya kedepan nantinya.

Banarlah pridiksi itu, setiba di batam menjelang sore hari. Yang di sapa bukan orang rumah, tetapi taman saya. Sangat tragis nasib mereka, mengering dan tidak terurus. Tinggallah 7 pohon cabai dan 6 pohon terong.

Tidak menunggu lama, tanpa istirahat. Sore itu, 11 januari 2021 aksi penyelamatan 7 pohon cabai dan 6 pohon terong di lakukan dengan cepat. Langkah pertama memberikan air sebanyak mungkin sampai media tanahnya basah dengan tujuan bisa sehat lagi dari keterpurukan mereka. Menunggu selama 4 jam menjelang malam, daun-daun layu Kembali menguat dengan batangnya yang layu.

Rasanya sangat legah, puas meskipun sedikit kecewa belum hilang dari kepala saya. Semua orang merasakan hal yang sama ketika menyelamatkan sesuatu yang sangat dia suka, dia usahakn sendiri, dari karya dia sendiri. Hal itu lah yang saya rasakan ketika menyelamatkan yang saya tanam sendiri.

Waktu di batam begitu cepat berlalu, alhasil dari penyelamatan tadi. 6 pohon terong hingga kini masih terus memberikan buah dan bertahan sampai di bulan 4 tahun 2021. Cabai yang terlihat sangat sehat hanya 1 pohon, buahnya sangat banyak dan 6 pohon lainya seperti memaksa diri untuk bertahan dan berbuah padahal sebenarnya mereka sudah tidak mampu untuk bertahan.

Masuk tanggal 13 bulan januari 2021, saya Kembali memikirkan jenis tanaman apalagi yang mau saya tanam. Bibit-bibit yang saya beli masih ada ditempat bibit, disimpan didalam kaleng bekas biscuit. Sambil merewat yang sisa, saya berpikir untuk menanam apa saja yang penting bisa menggantikan rasa stress karena tanaman sebelumnya tidak terurus.

Bagaimana tidak mati kekeringan, terakhir saya tanya ke orang rumah. Mereka hanya siram dua kali dalam seminggu. Ah, makin stress saya dengan pernyataan mereka. Seminggu dua kali siram, sama halnya dengan orang yang diberi makan 3 hari sekali, tragis tentunya nasib hidup orang itu. Begitulah keadaan sesungguhnya mengantarkan saya pada kesabaran dan menerima kenyataan bahwa tidak semua yang kita tanam, rawat dengan baik dan peduli akan kita nikmati. Sebagian dari itu akan Kembali kepada pemilik atau bisa jadi akan mejadi milik orang lain.

Masih trauma, sambil mengelus dada memulai hal baru untuk menyemangati diri. Kembali dengan aktivitas yang sama. Berkendara menuju toko tani, mengumpulkan beberapa jenis pot bunga langsung membayarnya dan Kembali pulang ke rumah. Sebelum sampai dirumah, didekat jalan masuk komplek ada tumpukan karung. Tempat jual tanah seperti sebelumnya sudah saya jelaskan diatas. Lima karung, ini kebiasaan saya membeli tanah. Karena saya harus angkut sendiri jadi sebisanya saja.

Masuk ke komplek tempat rumah abang saya, melihat petugas taman membersihkan tanaman hias dekat jalan utama. Disini lahir inisiatif untuk meminta batang-batang bunga hias. Kali ini, saya memulai dengan menanam bunga hias. Pot-pot yang saya beli dari ukuran kecil hingga ukuran yang besar.

Di rumah, ada indukan 4 pohon aglonema dengan banyak tunas/anakn barunya. Saya berniat untuk memisahkan tunas/anakan aglonema itu dari indukan dengan membeli media tanam pot. Setiba dirumah, sore hari memulai mengolah media tanah. Mencampurnya dengan kompos dan sekam padi sisa dari menenam sebelumnya.

Mengisi media pot dengan tanah, 34 pot terisi tanah dengan rapih disusun di dalam ruangan. Malamnya, sekira pukul 20.00 wib saya memulai aktivitas baru. Memindahkan satu per satu tunas/anakan aglonema. 24 pot terisi, sisanya saya pikirkan untuk menanam apalagi.

Besok paginya, diteras depan rumah masih terlihat 3 pot berukuran memanjang 50cm dan lebar sekita 20cm berisikan tanaman hias lidah mertua yang tidak terurus seperti aglonema.

Saya membawanya ke tempat rehabilitasi bagian belakang rumah dan menggantikan media tanah dengan yang baru. Daun-daun di potong dan bongol tetap ditempanya yang sama. Daun-daun ditanam di media baru. Memulai untuk merawat. Dua jenis tanaman hias sudah aku tanam, aglonema dan lidah mertua. Sedangkan sisa tanah yang masih banyak, saya memilih untuk coba semai lagi seledri dalam 3 pot. Kali ini saya tidak lagi menggunakan polibeg, padahal polibeg sisa kemarin masih sangat banyak.

Tanaman hias, yang paling tepat untuk menghiasi teras dan balkon kalau menggunakan media pot untuk emua jenis dan semua ukuran, tentunya terlihat menarik. Waktu pun berjalan, dari 14 januari memuali dengan tanaman hias aglonema dan lidah mertua, tanaman hias ini mulai ditambah jenis lainnya dari hari ke hari.

Lidah buaya, keladi, daun dolar dan beberapa jenis tanaman hias sudah aku miliki. Hasil dari melancong di rumah teman. Setelah bunga-bunga hias itu di tanam, semangat sudah pulih dan mendapat energi baru karena melihat bibit biji seledri sangat banyak yang pecah dan mulai tumbuh.

Dari banyak artikel, seledri dikatakan sangat susah untuk ditanam. Apalagi yang tidak tahu metodenya. Menunggu seledri waktu masih semai bibit, sama halnya menunggu kunjungan meteri pertenian di rumah saya. Sangat lama dan luar biasa lama, karena sebelumnya gagal semai. Kali ini Bahagia melihat biji itu pecah dan tumbuh, artinya baru kali ini pas semai seledri tumbuhnya sangat banyak.

Selain seledri, saya bibit juga sayur kangkung, sawi dan bayam. Dan masih ada yang gagal, sawi tidak seperti ditanam sebelumnya. Sawi gagal tumbuh, mungkin di januari dan februari 2021 daerah batam sangat ektrim panasnya. Atau ada juga hal lain yang menyebabkan tidak bisa pecah dan tumbuh sawi yang saya semai.

Disusul beberapa jenis bunga hias, meramaikan balkon dengan pot bunga. Merasa masih kurang, saya buatkan rak bunga dari pipa paralon untuk 3 rak. Suasana jadi Kembali mendamaikan hati, setiap pagi dan malam ketika duduk di balkon sudah merasakan aroma wangi bunga-bunga yang mekar.

Melati tiga jenis, paling wangi melati belanda dan melati putih. Yang kedua memberikan kesegaran natural pada indera penciuman adalah wangi bunga anting-anting puteri. Disaat bersamaan, bunga-bunga itu bermekaran membuat seisi rumah menjadi makin damai dengan wanginya.

Tanaman hias yang saya punya bertambah jumlah, lidah mertua menjadi 4 jenis, aglonema sudah 2 jenis, keladi juga 2 jenis, ada kaktus dua jenis, ditambah bunga amarilis dan beberapa jenis bunga lainnya dengan bunga yang luar biasa indah. Semangat hidup Kembali pulih, menanam bukan untuk ngetrend, tetapi lebih kepada cara saya merawat pikiran.

Akhir maret 2021, seledri menjadi tumbuhan sayuran paling subur diatara sayuran lainnya. Kali ini saya merewatnya dengan baik, menyesuaikan cahaya matahari, penyiraman, memotong daun yang sudah kuning. Layak menjadi tanaman tersubur yang saya miliki selain kangkung dan bayam putih.

Seperti tulisan saya sebelumnya di Kompasiana tujuan menanam masih sama. Selain menyuguhkan keindahan, kita merawat pikiran kita dengan menanam adalah cara terbaik dari sekian cara yang direkomendasikan oleh para pakar.

Mari menanam untuk memperbaiki keadaan hati serta merawat pikiran. Karena merawat tanaman bisa jadi kegiatan yang recommended di tengah pandemi COVID-19 yang bikin suasana hati enggak menentu. Tanam saja bunga hias yang mudah di dapat selain tanaman sayuran, semoga dengan itu, membuat hati pembaca lebih gembira dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun