Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bukan Petani Sungguhan, Cerita Menanam untuk Merawat Pikiran (Seri I)

8 April 2021   09:10 Diperbarui: 8 April 2021   10:37 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dinkes.kalteng.go.id

Biasanya, saya melakukan aktivitas menulis dengan menggunakan laptop, tapi kali ini hanya menggunakan handphone genggam dengan aplikasi wps offices sebagai alat tulisnya.

Aktivitas menanam, tanaman apa saja terutama umtuk kebutuhan pokok hari-hari. Yang kita tau, adalah tugas petani handal yang memiliki segudang pengetahuan tentang tanam menanam. Begitulah paradigma hampir sebagian besar orang-orang yang melihat altivitas menanam itu. Saya bukan seorang petani profesional tapi perkara menanam saja bagi saya adalah hal biasa yang terlalu diluar biasakan. Mencoba menanam, apa salahnya?

Meskipun saya bukan petani sungguhan, bermodalkan waktu luang dan kemauan dan kesukaan, saya menanam beberapa jenis tanaman sayuran dan bunga hias dibalkon rumah milik abang saya.

Media yang saya gunakan hanyalah polibeg, botol bekas air mineral dan pot, mulai dari yang paling kecil untuk pembibitan sampai yang besar untuk media tanam kalau bibit sayuran dan bunga sudah bisa di pindahkan ke media tanam. Aktivitas menanam ini saya lakukan semenjak pertengahan tahun 2020 kemarin, hingga saat ini. Awalanya, suka streaming youtube dan mendapatkan video-video petani profesional membagi tips menanam di rumah diwaktu pandemi.

Penasaran dan ingin memcoba membuat saya tidak menunggu lama untuk memulai. Bergegas ke toko tani di bilangan pasar legenda. Toko tani yang menyediakan berbagai alat, pupuk, media, dan juga bibit maupun banyak ihwal terkait pertanian

Di toko. Saya mulai dari menanyakan bibit apa yang bagus untuk rumahan terutama area tanam dibalkon rumah menggunakan media polibegdan pot/ Saran pemilik toko, bagusnya sayuran yang cepat panen. Ada kangkung 18-20 hari bisa panen, atau sawi, pakcoy, bayam putih dan merah. Atau bisa juga tomat, terong. seledri kalau suhunya tidak terlalu panas.

Saya baru bisa mengerti ketika dijelaskan oleh pemilik toko yang antusias menjawab beberapa hal yang ditanyakan oleh calon petani balkon-bukan petani biasa. Sudahlah, beberapa bibit saya kantongi, 2 kg polibeg ukuran besar dan 1 pcs polibeg ukuran kecil untuk bibit. Saya lupa berapa ukuran polibeg yang saya beli. Mata tertuju pada pupuk kandang ada 5, 10 dan 15 kg, saya memilih paling besar untuk 2 pcs nya.

Buru-buru bergegas dari toko tani menuju tempat jual tanah, di batam ini tempat jual tanah untuk tanam bunga/sayuran bisa di beli disemua tempat penjual bunga. Sangat mudah ditemukan. Hampir disemua tempat di kota batam ada penjual bunga dengan lahan mereka yang sangat luas.

Entahlah, saya tidak tau menau soal kepemilikian lahan yang mereka gunakan untuk bisnis tanaman hias. Sepanjang jalan, berjejeran bunga-bunga, pohon-pohon dan juga tersusun rapih karung warna putih berisikan dua jenis tanah. Yang sudah campur dengan pupuk dan sekam, baik itu sekam bakar dan sekam padi biasa, ada juga yang belum dicampur

Harga tanah perkarung yang sudah dicampur dengan pupuk (biasanya pupuk kandang/kompos) dan sekam di patok dengan harga Rp. 15.000. Sedangkan untuk tanah biasa, di patok dengan harga Rp.10.000. Untuk wilayah kota batam sendiri, mencari tanah untuk kepentingan tanam bunga hias/sayuran dalam media polibeg/pot sangat gampang ditemukan.

Yang menarik bagi saya, walaupun sangat banyak yang menjual tanah untuk ukuran karung ini dihampir semua tempat setelah saya tanya, ternyata sama harganya. Kalaupun ada yang di bawah harganya, di pastikan karena akses bukan karena factor lain. Harga yang sama menurut hemat saya, hal ini merupakan konsistensi menyatukan harga pasar agar pembeli menemukan satu harga untuk semua jenis tanah di tempat jual tersebut, ini sangat luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun