Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cerita Anjloknya Omzet Penjual Ketoprak di Batam (Seri I)

28 Maret 2021   18:11 Diperbarui: 28 Maret 2021   20:33 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena, jelasnya sebagai penulis seperti pada umumnya. Melancarkan pertanyaan sudah barang tentu pertaannya adalah pertanyaan identifikasi, wawancara dan sejenis itu tapi bukan intimisadi. Jadi, penulis urungkan niat untuk mengetahui nama mereka untuk tatap mendapatkan informasi penting. Sebut saja pemuda A dan Pemuda B. Umur mereka tidak terlampau berjarak sepertinya kalua penulis lihat secara fisik, kira-kira 25-28 tahun umur mereka berdua.

Ketika sampai pada pertanyaan, bagaimana merasakan bedanya pengunjung sebelum pandemi dan di masa pandemi ini?

Pemuda A memberikan keterangan awal yang sudah menggugah hati penulis. "Bang, harga lagi naik sekarang. Di pasar, kedelai lagi mahal-mahalnya. Bikin tahu juga ikutan mahal" jawab pemuda A

Abang lihat saja, banyak kok perajin tahu tempe pasti terpukul dengan harga kedelai yang tinggi ini, apalagi kami penjual ketoprak yang juga membutuhkan tahu. Kalo mereka tidak produksi tahu, ya kami bagaimana bisa jualan. sambung Pemuda A.

Dari obrolan awal ini, penulis pikir semua perajin tahu dan tempe dengan bahan dasar kedelai untuk semua wilayah di indonesia pasti merasakan hal yang sama disebabkan kedelai di pasar Indonesia adalah hampir 75-80% nya adalah kedelai import. Ini baru sebatas asumsi penulis berdasarkan beberapa data. Nanti penulis sertakan datanya.

Hal kedua, jika asumsi ini benar. Bisa jadi dengan melonjaknya kedelai di pasaran, ini bisa mengancam nasib perajin tahu dan tempe. Bisa-bisa gulung tikar kalau harga tidak secepatnya distabilkan oleh pemerintah.

Pada artikel hisconsulting.co.id 06/01/2021 dengan tema "Sederet Negara Yang Jadi Pemasok Kedelai Impor Terbanyak Ke RI Pada 2016" menurut informasi yang disampaikan. Ada lima negara pemasok kedelai impor terbesar yakni

  1. AS sebanyak 2,23 juta ton,
  2. Argentina 7.498 ton,
  3. Kanada 7.404 ton,
  4. Malaysia 5.647 ton, dan
  5. Uruguay 2.727 ton.

Lalu di 2017 impor kedelai menjadi sebesar 2,67 juta ton. Dan impor terbesar masih dari AS di posisi pertama, disusul kanada posisi kedua yang tahun sebelumnya pada posisi ketiga. 

Selanjutnya Malaysia posisi keempat menggantikan kanada, dan argentina yang tahun sebelumnya di posisi kedua menjadi posisi empat. Sedangkan Uruguay di posisi yang sama urutan kelima dari lima negara pemasok kedelai impor terbesar tahun 2016 dan 2017. Berikut perbedaannya :

  1. AS sebanyak 2,63 juta ton
  2. Kanada 12.104 ton
  3. Malaysia 9.505 ton
  4. Argentina 5.000 ton, dan
  5. Uruguay 2.568 ton.

Meski demikian, masih dengan sumber data yang sama, impor kedelai sempat turun di 2018 menjadi 2,58 juta ton. Terbanyak impor dari :

  1. AS sebesar 2,52 juta ton,
  2. Kanada 54.531 ton,
  3. Malaysia 10.413 ton,
  4. Perancis 126 ton, dan
  5. China 11 ton.

Sedangkan pada 2019, impor kedelai kembali naik menjadi 2,67 juta ton. Lagi-lagi terbanyak dari :

  1. AS 2,51 juta ton,
  2. Kanada 128.911ton,
  3. Brazil 18.900 ton,
  4. Malaysia 8.683 ton, dan
  5. Perancis 231 ton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun