Mohon tunggu...
Hafiz Mushofa
Hafiz Mushofa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Baca, Saring, Sharing

18 Oktober 2021   17:56 Diperbarui: 18 Oktober 2021   17:57 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hal tadi perlu dilakukan supaya warga lebih peka ketika menyaring informasi dan cakap pada membedakan berita akurat serta tidak. Untuk menumbuhkan literasi digital dalam konteks individu, kita harus mampu melakukan cara untuk menghindari berita yang berbasis hoax

Pertama, berbagi kesadaran seksama akan paparan isu menggunakan memilah sumber yg kredibel. Kedua harus memperkaya pengetahuan dan ilmu agar struktur pengetahuan yang kita yakini berita yang benar benar valid dan yang kita bangun menjadi lebih kuat. 

Ketiga, membandingkan isu yang sama asal satu platform media ke media lainnya agar mampu mendapatkan banyak sudut pandang. Keempat, berkaca pada opini pribadi atas sebuah isu, apakah opini tersebut sudah relatif rasional menggunakan segala sumber gosip yang kita punya. Terakhir, menumbuhkan budaya verifikasi serta aktif mengoreksi gosip palsu yang beredar.

Upaya literasi digital hingga waktu ini merupakan cara terbaik buat menanggulangi hoax menjadi salah satu bentuk kebebasan beropini yang tidak bertanggung jawab. Perlu pengenalan secara menyeluruh supaya bisa tercipta ketahanan sosial, masyarakat yg cerdas serta selektif dalam memilah gosip, demi iklim media umum yg lebih sehat. Manfaat jejaring sosial untuk menaikkan atau meningkatkan produktivitas serta mendapatkan kesejahteraan bersama. Janganlah puas hanya menjadi generasi pemangsa info dusta, penyantap warta burung, atau penikmat konten negatif lainnya.

Pada era kebebasan beropini dan bermedsos waktu ini, memanipulasi pesan serta mendistorsi berita buat memantik emosi termasuk perbuatan tidak terpuji. Berkomentar di medsos tanpa memperhitungkan dampak ke depannya juga mestinya harus dihindari. 

Berempati dan menggunakan rasa makin perlu dilakukan bersama, setidaknya buat menjaga istilah-kata supaya tidak melukai sesama di ranah maya. 

Dunia maya sejatinya ialah cermin hati. Aktivitas yg terekam di data digital merupakan ilustrasi asal isi pikiran yang biasanya tak nampak di dunia nyata. Aksi menebar kabar yang tidak benar adanya bukanlah sedekah yang berpahala. Kebalikannya, itu menabur benih keburukan yg akan balik pada diri kita semua.

Apa yang kita tanam akan mebuahkan hasil entah itu hasil nya baik atau buruk, itu semua terganrung niat kita. Jika niat dan apa yang kita tebar sebuah kebaikan pasti berbuah hasil baik juga, begitu juga kebalikannya. 

Jika kita mempunyai niat dan menanam sebuah hal yang buruk pasti akan berbuah atau mendapatkan hasil yang buruk juga.  Kita harus semakin bijak dalam bermedia sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun