Mohon tunggu...
I Hafizal
I Hafizal Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Ergo est scribo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Siapakah Jakarta?

28 April 2021   12:00 Diperbarui: 28 April 2021   19:08 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Untuk Tumbuh

Kita mulai menanggalkan pikiran
Sudah tak tahan banyak tekanan
Melihat jendela sebentar
kemudian memulai rebahan
Bukan lelah yang dirasakan
Hanya ingin istirahat dari segala jerih payah
Berharap diri tidak kian melemah
di kota anti pengalah

Sulit untuk berkata tidak
ketika kesempatan tepat di depan mata

Maka
lekaslah tumbuh meski jadi benalu
Biarkan berkembang hingga kan matang
Hidup tidak kan lagi semudah dulu
Jika yang diinginkan jadi pemenang
Di kota tanpa penyerah
jawaban yang tepat bukanlah pasrah
Terus bergerak untuk hidup cerah

.  .  .

Sepulang Kerja

Menanti jarum jam di angka lima
Untuk segera berangkat menemuimu di sana
Harus rela bermacetan di jalan
Untuk bersamamu di satu meja makan

Hanya itu yang dibutuhkan
Segala peluh yang terlewatkan
Segera akan terbayarkan
Setiap senyumnya akan ditunjukan

Tidak ada ragu di perjalanan
Meski mengeluarkan recehan di setiap pengkolan
Basa-basi pekerja yang sedang berbahagia
atau cerita tentang anak mereka

Semua orang memiliki alasan
Untuk tidak pulang larut malam
Rumah akan tetap menjadi tujuan
Selelah apapun pekerjaan

.  .  .

Tanah Kelahiran dan Kematian

Sudah taat dalam membayar pajak
Hidup masih terasa tidak layak
Mati pun kian sulit untuk nyenyak
Tanah kota sudah mulai sesak
Rakyat tidak lagi jadi prioritas
yang dibicarakan hanya likuiditas
Kota yang tidak ramah untuk penyintas
yang miskin dianggap barang bekas

Anak miskin yang terlahir
Berharap hidupnya tak berakhir
Mencoba untuk merubah takdir
Kemudian disuruh rajin ikut zikir

Matinya orang siapa yang tahu
Tiba-tiba ajal datang menjemputku
Meski nanti terganti yang baru
Tapi matiku tidak ada yang mau tahu
Kita semua menjadi bagian dari peradaban
Tinggal di daerah kumuh atau di gedongan
tetap akan kembali ke tanah kuburan
Di tanah ini kita besar dan disemayamkan

.  .  .

Puisi ditulis untuk Sayembara Manuskrip Puisi: Siapakah Jakarta yang diadakan oleh Galeri Buku Jakarta pada tahun 2020.

Silakan nikmati puisi lainnya di karyakarsa dan tumblr.
Atau nikmati visualisasi puisi di youtube.

Selamat Hari Puisi Nasional
28 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun