Mohon tunggu...
Miftahul Ilmiah
Miftahul Ilmiah Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Blog Seputar Kesehatan, Penyakit, dan Laboratorium Klinik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sariawan Sebastian Meremas Jantung Amanda

6 Juni 2022   13:44 Diperbarui: 6 Juni 2022   13:53 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Isssh! Sakit."

Amanda mengurungkan langkah kakinya menuju dapur.  Keningnya berkerut mendengar erangan dari kamar anaknya Sebastian. Tangannya mendorong pintu kamar.

"Sariawanmu belum sembuh, Tian?"

"Belum, Ma,"

Tampak sekilas Sebastian melirik Amanda. Kemudian melanjutkan memonyongkan bibir di depan cermin.

Senyum Amanda merekah melihat tingkah Sebastian yang dianggap lucu. Ia mendekati si tampan Sebastian.


"Bukannya sudah dua mingguan, kok belum sembuh, Tian?"

"Bukan dua Minggu tetapi sebulan, Mama."

"Sebaiknya dibawa ke dokter, Tian," kata Amanda sembari mengerutkan dahi.

Tok! Tok! Tok!

Amanda dan Sebastian serempak menoleh ke pintu yang terbuka setelah ada ketukan. Mata Amanda berbinar-binar memandang sahabat karib Sebastian yang baru tiba.

"Adrian, apa kabarmu?" sapa Amanda.

"Baik, Tante," jawab Adrian sembari mencium punggung tangan Amanda.

"Sudah setahun lebih aku tidak bertemu dirimu, Adrian. Apa kabar Sheila, mamamu?"

"Mama baik-baik saja, Tante Amanda," ucap Adrian.

"Tante tidak keluar kota?" tanya Adrian.

Sembari berdiri, Amanda menggelengkan kepala. Sebagai orang tua tunggal Amanda sering bekerja sampai keluar kota seminggu hingga sebulan. Hal itu ia lakukan sejak kematian ayah Sebastian empat tahun yang lalu. Untunglah Sebastian mempunyai sahabat Adrian yang sering menemaninya jika dirinya tidak di rumah.

"Mama mau menyiapkan makan siang. Ajak Adrian makan bersama, Tian!" 

"Nanti sore antar ke dokter kenalan mama, ya!" ucap Sebastian.

"OK!"

Meskipun Amanda jarang di rumah, hubungan dirinya dengan Sebastian sangat erat. Hal yang ia sukai saat bisa bersama anak semata wayangnya seperti mengantar ke dokter atau toko buku.

***.

Tadi sore Amanda mengantar Sebastian menemui dokter. Tetapi saat pembacaan hasil laboratorium, hanya Sebastian yang diperbolehkan memasuki tempat praktek dokter. Bersama Adrian, Amanda duduk di gazebo depan ruang praktek dokter Isabela.

"Saudara Adrian! Silakan masuk," panggil perawat dari pintu ruang praktek dokter Isabela.

"Saya boleh ikut masuk ya?" tanya Amanda.

"Maaf, hanya Saudara Adrian yang boleh masuk," jawab perawat langsung menutup pintu.

Mendengar kata-kata perawat, ingin rasanya Amanda bertanya mengapa Adrian diperbolehkan masuk. Tetapi ia mengurungkannya.

Sekitar satu jam Amanda duduk termangu. Beberapa pasien telah dipanggil ke ruangan dokter Isabela, tetapi belum ada tanda-tanda Sebastian dan Adrian keluar. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika dua pemuda itu tiba-tiba telah berada di depannya.

"Tante, tolong maafkan kami. Jangan marahi Sebastian," ujar Adrian bersimpuh di depan Amanda.

"A-ada a-apa?" tanya Amanda terbata-bata.

Tidak ada jawaban dari Adrian atau Sebastian. Sudut mata Amanda melirik Sebastian yang berdiri menunduk.

 "A-apa kata dokter Isabela? Apakah parah sakit Sebastian?"

Dengan gemetar, Amanda meraih tangan Sebastian. Tetapi Sebastian malah menyodorkan amplop besar yang berisi hasil laboratorium.

"Kok ini hasil laboratorium Adrian?" tanya Amanda.

"Eh, ada lembaran lain," gumam Amanda.

Tempat duduk Amanda berguncang setelah membaca hasil laboratorium Sebastian dan Adrian. Kedua bola matanya berputar ke lembaran kertas itu secara bergantian.

Amanda kemudian memandangi dua pria muda itu bergantian. Ia menepuk-tepuk dadanya. Sekilas sudut matanya melihat dokter Isabela keluar dari ruang praktek.

"Isabel. Tunggu!" seru Amanda.

Bergegas Amanda menghampiri dokter Isabela, teman SMA dirinya dengan mama Adrian.

"Bagaimana mungkin Sebastian dan Adrian didiagnosis HIV? Mereka tidak mengkonsumsi narkotika," ucap Amanda.

"Mama. Tolong berhenti bertanya kepada dokter Isabel!" kata Sebastian.

"Kenapa?" tanya Amanda.

"Kami saling mencintai, Tante."

Kedua tangan Sebastian dan Adrian saling bertautan seperti meremas jantung Amanda. Wanita itu meraba dadanya. Tiba-tiba dunia tampak gelap bersama dengan tubuh ramping itu jatuh tersungkur.

 

TAMAT

Waspada HIV dan AIDS

Human Immunodeficiency Virus disingkat HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kondisi dimana tubuh penderita HIV tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi.

Bagaimana Cara Penularan HIV/AIDS?       

Penularan HIV/AIDS melalui cairan kelamin dan darah yang terinfeksi virus HIV antara lain:

  • Melalui hubungan seksual ( homo maupun heteroseksual) dengan seseorang yang terinfeksi HIV
  • Tranfusi darah yang mengandung virus HIV
  • Melalui jarum suntik atau alat tusuk bekas penderita HIV/AIDS seperti akupunktur, tato, tindik.
  • Ibu hamil pengidap HIV yang menularkan kepada janinnya.

Kreator: Miftahul Ilmiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun