Mengikuti acara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur., Jumat (12/9) siang, menggugah kesadaran saya perihal harapan besar mewujudkan tema pendidikan bermutu untuk semua: siap hadapi tantangan abad 21.
Di acara kolaborasi antara Kemendikdasmen Surabaya dengan Kompasiana ini, saya yang hadir bersama kawan-kawan Kompasianer dan stakeholder pendidikan (guru, orang tua, murid) mendapatkan banyak pencerahan sekaligus 'tamparan'. Utamanya terkait peran sebagai orang tua dan  tukang nulis.
Selama ini, sebagian dari kita boleh jadi tidak sadar telah 'tersesat' dalam memahami makna Pendidikan Bermutu untuk Semua yang merupakan visi dari  Kementerian Dikdasmen.
Sebagai orang tua, sebagian dari kita mungkin terbiasa nyinyir menyebut visi yang bertujuan untuk memberikan pendidikan berkualitas yang merata dan inklusif bagi seluruh anak Indonesia itu hanya teori. Sebab, kenyataan di lapangan masih belum sesuai harapan.
Bahkan, meski punya latar belakang sebagai kaum intelektual yang terbiasa mengakses informasi update dan menulis, sebagian dari kita mungkin juga tidak bisa menerapkan pesan dari Pramoedya Ananta Toer untuk bersikap adil sejak dalam pikiran.
Kita lebih tergoda untuk membahas dan mencari-cari kekurangan yang ada dari program pendidikan yang sudah dijalankan pemerintah, tetapi seolah tutup mata terhadap nilai plus program baik dari Kemendikdasmen dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Bukankah banyak yang seperti itu?
Mengenal Visi Pendidikan Bermutu untuk Semua
Nah, di acara ini, kami mendapatkan pencerahan dari para 'suhu' yang berpengalaman mengurusi pendidikan. Â
Benar petuah bijak yang menyebut bahwa kita ini cerminan dari dengan siapa kita berkawan. Bila berkawan dengan tukang nynyir, kita akan ketularan menjadi orang yang bisanya hanya protes. Namun, bila berteman dengan mereka yang senang bicara kebaikan dan ide-ide konstruktif, kita akan kebagian aura optimisnya.
Di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur, saya beruntung bisa satu ruangan dengan orang-orang hebat yang memiliki gagasan mencerahkan demi pendidikan bermutu untuk semua di tanah air.