Nah, dari hasil pemantauan tersebut, bila memang kondisi Ginting sudah aman alias memungkinkan untuk bertanding, dia akan dimainkan di Japan Open 2025.
Namun, bila kondisinya masih belum siap, kemungkinan come back Ginting akan mundur di Macau Open (super 300) yang levelnya lebih rendah dari Japan Open (Super 750) maupun China Open (Super 1000).Â
Dengan level turnamennya semakin rendah, lawan-lawan yang dihadapi di babak awal, juga bukanlah pemain top di ranking 10 besar. Sehingga, Ginting bisa lebih pede untuk bisa kembali bersaing.
"Sejelek-jeleknya ya mundur ke Macau Open. Di sana kami bisa coba-coba juga, karena Ginting sudah cukup lama tidak bertanding. Perlu recovery feeling-nya juga," beber indra.
Tunggal Putra Indonesia sedang tidak baik-baik saja
Memang, bagi pemain yang cedera, butuh perjuangan keras untuk bisa kembali ke kondisi 100 persen come back ke lapangan.Â
Bahkan, bilapun sudah kembali bermain, kemungkinan dia masih butuh waktu untuk mendapatkan kembali form permainan terbaiknya seperti sebelum cedera.Â
Sebab, selain pergerakan tangan dan kaki mungkin rasanya berbeda, juga ada trauma akan kembali cedera bila bermain gaspol seperti sebelumnya. Jadinya, pemain yang come back dari cedera memang harus ekstra sabar.
Bukan hanya pemain, badminton lovers alias BL--sebutan untuk pecinta bulutangkis juga harus sabar. Tidak seharusnya BL langsung menaruh ekspektasi tinggi kepada Ginting sekembali dirinya ke lapangan nanti.
Meski memang, situasi di tunggal putra Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kita rindu masa-masa ketika Ginting dan Jonatan Christie bergantian tampil di podium juara.
Sepanjang tahun ini, tunggal putra Indonesia belum mampu meraih gelar di turnamen BWF World Tour dari level Super 100 hingga level Super 1000. Bahkan, masuk final pun tidak pernah.